Liputan6.com, Bandung - Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebut sebanyak 30 ruang isolasi perawatan pasien COVID-19 di tingkat kecamatan disiagakan kembali.
Menurut Yana, hal itu dilakukan sebagai antisipasi adanya kenaikan jumlah kasus paparan COVID-19 varian Omicron di Kota Bandung.
Advertisement
"Itu pun mudah-mudahan enggak terpakai. Karena sesuai arahan dari pemerintah pusat, Omicron itu gejalanya relatif ringan. Sehingga diharapkan tidak semua dilarikan ke rumah sakit, sehingga tidak membebani rumah sakit yang berdampak pada BOR (bed occupancy rate) tinggi," ujar Yana di Bandung, Rabu, 26 Januari 2022.
Yana menerangkan, gejala dari paparan Corona varian Omicron sangat ringan. Faktanya, ucap Yana, dari enam warganya yang terpapar penyakit serupa, satu orang telah sembuh.
Sedangkan lima pasien COVID-19 lainnya tengah menjalani isolasi mandiri di gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat di Kota Cimahi.
"Hasil tracing dari kasus itu dari 89 orang kontak erat, terdapat empat orang positif COVID-19. Tapi belum dites whole genome sequencing (WGS)," kata Yana.
WGS merupakan metode pelacakan genetik suatu organisme (bakteri, virus, hingga manusia) dengan cepat dan terjangkau.
Tujuan tes dengan metode WGS adalah mendapatkan informasi tingkat tinggi tentang varian bakteri atau organisme tertentu dengan satu kali tes.
"Termasuk soal pertemuan tatap muka (PTM) juga kita minta laporan dari Disdik. Dan itu sudah mulai tes acak, ada beberapa sekolah hasilnya nol (negatif Omicron)," tukas Yana.
Melanjutkan Program PTM
Yana menegaskan untuk PTM akan dilanjutkan programnya, dengan verifikasi dan validasi yang ketat.
Namun untuk kalangan aparatur sipil negara (ASN), Yana telah menerbitkan surat edaran 25 persen bekerja di rumah (WFH).
"Di internal kita sudah mulai minggu ini. Perusahaan swasta kita dorong juga, tapi menunggu perwal (peraturan wali kota) hasil dari pertemuan terbatas. Lalu kita sosialisasikan, ini berlaku di semua perkantoran 25 persen," terang Yana.
Sementara peminat vaksin booster atau tambahan diakui Yana sangat tinggi. Meski saat ini capaian vaksin tambahan tersebut sebesar 3,3 persen.
Capaian vaksin dosis tahap pertama di Kota Bandung disebutkan 110 persen. Untuk vaksin dosis tahap kedua 95 persen.
"Justru sekarang pada pengin booster, berbondong-bondong, yang belum dapat e-tiket juga banyak yang mau," ungkap Yana.
Ketersediaan untuk vaksin tambahan ini diklaim mencukupi. Seperti vaksin Pfizer dan Astrazeneca. (Arie Nugraha)
Advertisement