Stres Terbukti Mempercepat Penuaan, Ini Kunci Mengatasinya

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Translational Psychiatry menemukan bahwa stres kronis dapat menyebabkan penuaan lebih cepat.

oleh Melly Febrida diperbarui 27 Jan 2022, 18:00 WIB
ilustrasi penuaan dini/pexels

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Translational Psychiatry menemukan bahwa stres kronis dapat menyebabkan penuaan lebih cepat. Namun, regulasi emosi dan pengendalian diri dapat membantunya.

Semua orang sering diingatkan untuk mengurangi atau mengelola stres. Terutama dalam jangka waktu yang lama. 

Studi penelitian ini dilakukan dengan 444 orang berusia antara 18 dan 50 tahun, yang sampel darahnya dinilai berdasarkan perubahan kimia terkait usia dan penanda kesehatan lainnya. Peserta ditanyai mengenai tingkat stres dan ketahanan psikologis mereka.

Penelitian ini untuk menilai peran stres dan pengendalian diri terhadap penuaan, berdasarkan sampel darah dan laporan diri partisipan. Para peneliti menemukan bahwa stres kumulatif dikaitkan dengan percepatan penuaan dan resistensi insulin, berdasarkan regulasi emosi yang buruk dan faktor perilaku seperti merokok dan Indeks Massa Tubuh (BMI).

 Mengingat sifatnya yang cross-sectional, penelitian ini terbatas karena hanya dapat memberikan bukti korelatif untuk menghubungkan stres dan penuaan, sehingga penelitian longitudinal diperlukan di masa depan untuk mendukung setiap temuan kausal.

 

 


Kuncinya Pengaturan Suasana Hati

Leela R. Magavi, MD, seorang psikiater terlatih Johns Hopkins dan direktur medis regional untuk Mindpath Health, mengatakan, "Studi ini mendalilkan bahwa regulasi emosi dan pengendalian diri dapat mengurangi efek merusak dari stres pada penuaan dan kesejahteraan secara keseluruhan secara longitudinal."

Magavi menjelaskan, untuk individu dengan gangguan mood dan kecemasan yang stres diberikan obat-obatan dan terapi yang dapat menargetkan keadaan suasana hati dan kecemasan. Diharapkan hal tersebut memiliki kapasitas untuk melindungi individu.  

"Farmakoterapi dan psikoterapi dapat membantu individu memerangi tekanan hidup yang tak terelakkan, dan menghargai hadiah hidup yang kecil dan tak ternilai selama saat-saat syukur," katanya dikutip dari Very Well Mind.

 Menurutnya cara ini memungkinkan mereka untuk memulihkan diri.

"Mempelajari cara merespons situasi stres dengan lebih baik dapat membantu meningkatkan kognisi, dan dengan demikian, mengarah pada kesuksesan dalam berbagai domain kehidupan, termasuk hubungan dan kinerja kerja," ujar Magavi.


Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19

Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya