Tok, M Nabil Jadi Ketum KONI Jatim 2022-2026

Nabil menjadi satu-satunya calon ketua yang dinyatakan lolos verifikasi serta validasi oleh tim penjaringan dan penyaringan hingga akhirnya terpilih secara aklamasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2022, 11:17 WIB
M. Nabil terpilih jadi ketua KONI Jatim (kiri). (Liputan6.com/David Permana)

Liputan6.com, Surabaya - Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) mengesahkan Muhammad Nabil sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur periode 2022-2026.

Usai ditetapkan, selama dua pekan ke depan ia dibantu dua anggota formatur terpilih akan menyelesaikan program jangka pendeknya, yakni membentuk kepengurusan.

Kedua anggota formatur terpilih, yaitu Ketua Umum POSSI Jatim Mirza Muttaqien dan Ketua Umum KONI Kota Surabaya Hoslih Abdullah.

"Semoga selama dua pekan ke depan sudah terbentuk kepengurusan," ujar Nabil, Kamis (27/1/2022), dikutip dari Antara.

Nabil menjadi satu-satunya calon ketua yang dinyatakan lolos verifikasi serta validasi oleh tim penjaringan dan penyaringan hingga akhirnya terpilih secara aklamasi.

Ketua Harian KONI Jatim periode 2017-2021 itu pun mengaku ingin tancap gas dalam mempersiapkan segala hal menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara, termasuk agenda Pemusatan Latihan Daerah yang akan dimulai pada Oktober 2022.

"Program berikutnya adalah pembenahan serta persiapan perangkat yang akan masuk puslatda. Kami sedang mengevaluasi dan mendegradasi atlet-atlet yang tidak memenuhi syarat dari segi usia dan kualifikasi untuk direkrut," ucap Nabil.

 


Cari Atlet

Selain mempersiapkan atlet, eks-anggota KPU Jatim itu juga akan mengidentifikasi cabang olahraga baru yang akan dipertandingkan pada PON Aceh-Sumatera Utara.

Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh pimpinan cabang olahraga untuk mencari atlet-atlet yang akan diikutsertakan pada PON mendatang.

"Karena olahraga itu terukur maka keikutsertaan adalah prestasi. Jangan sampai kepesertaan nomor hanya 25 persen atau kurang dari separuh," kata Nabil.

"Sebab jika keikutsertaan tidak banyak maka potensi mendapatkan medali juga sedikit," tambah pria yang juga seorang politikus itu. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya