Penyaluran Kredit Perbankan Bisa Ringankan Beban APBN

Pertumbuhan kredit perbankan dengan cepat bisa mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2022, 17:45 WIB
Ilustrasi bank (Sumber: Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keungan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Dana Pihak Ketiga (DPK) di industri perbankan tumbuh 12,2 persen selama 2021. Pertumbuhan dana masyarakat di bank ini menandakan bahwa sebenarnya masyarakat kelompok menengah atas masih memiliki likuiditas yang cukup bagus.

"Artinya kelas menengah atas ini masih positif atau bagus," kata Sri Mulyani dalam Raker Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Pertumbuhan kredit sampai Desember 2021 mencapai 5,24 persen. Hal ini menunjukkan tingkat konsumsi masyarakat mulai pulih. Di sisi lain pertumbuhan kredit modal kerja yang tumbuh 6,32 persen.

Dia mengharapkan pertumbuhan kredit bisa tumbuh dengan cepat, agar bisa mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Agar pemulihan ekonomi tidak bergantung pada belanja pemerintah lewat APBN.

"Sehingga ini akan menyapih ketergantungan pemulihan dari APBN karena motor lainnya mulai bekerja," katanya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 


OJK Targetkan Kredit Bank Tumbuh 7,5 Persen di 2022

Ilustrasi Bank

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menargetkan penyaluran kredit sektor perbankan bisa tumbuh 7,5 peren di 2022. Di tahun lalu penyaluran kredit perbankan berada di angka 5,2 persen.

Wimboh menjelaskan, pertumbuhan kredit perbankan masih sangat bergantung mobilitas masyarakat. Bila kebijakan pemerintah semakin longgar, maka aktivitas masyarakat bisa ikut terdongkrak.

"Kalau kebijakannya leluasa, ruang buat belanja, buat piknik, pergi menemui orangtua ini lebih besar. Sehingga menimbulkan orang buat spending," kata Wimboh di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (20/1/2022).

Meningkatnya belanja masyarakat membuat permintaan produk meningkat. Pelaku usaha pun membutuhkan modal usaha dan mengajukan kredit dari perbankan. "Yang jualan banyak produksinya, maka butuh modal kerja," sambungnya.

Wimboh melanjutkan 53 persen PDB Indonesia ditopang dari konsumsi rumah tangga. Tahun 2021 pertumbuhan kredit sangat tinggi menjadi 5,2 persen dari tahun 2020 yang mengalami kontraksi. Padahal di pertengahan tahun lalu dan penyebaran varian delta yang membuat aktivitas ekonomi tertahan selama 2 bulan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya