Jokowi: Indonesia Akan Suplai Nikel untuk Kebutuhan Dunia, Tapi Tidak Dalam Bentuk Bahan Mentah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan Indonesia akan mensuplai nikel, bauksit, timah hingga tembaga untuk kebutuhan dunia. Namun, kata dia, bahan-bahan tersebut akan dikirim dalam bentuk jadi atau setengah jadi.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 27 Jan 2022, 21:08 WIB
Presiden Joko Widodo memberi keterangan saat meninjau langsung vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 6-11 tahun yang digelar di Kompleks SDN Cideng, Gambir, Jakarta, Rabu (15/12/2021). (Foto: Lukas-Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan Indonesia akan mensuplai nikel, bauksit, timah hingga tembaga untuk kebutuhan dunia. Namun, kata dia, bahan-bahan tersebut akan dikirim dalam bentuk jadi atau setengah jadi.

"Kami kaya akan nikel, bauksit, timah, dan tembaga. Kami memastikan akan mensuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia," kata Jokowi saat menyampaikan pidato dalam Peresmian Pembukaan B20 Inception Meeting secara virtual, Kamis (27/1/2022).

"Namun bukan dalam bentuk bahan mentah, tetapi dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi," sambungnya.

Menurut dia, hilirisasi nikel yang dilakukan Indonesia sejak 2015 telah memberikan dampak positif untuk masyarakat dan negara. Mulai dari terciptanya lapangan pekerjaan dan berdampak positif pada ekspor maupun neraca perdagangan Indonesia.

Jokowi menyampaikan nilai ekspor Indonesia mencapai USD 230 miliar, dimana peningkatan terbesar berasal dari besi baja. Nilai ekspor besi baja Indonesia mencapai USD 20,9 miliar pada 2021, meningkat dari sebelumnya yang hanya USD 1,1 miliar di 2014.

"Tahun 2022 ini saya kira bisa mencapai USD 28 hingga USD 30 miliar," ucapnya.


Jamin Kepastian Investasi

Setelah nikel, Jokowi akan mendorong investasi di sektor bauksit, tembaga, dan timah. Dia menilai kebijakan tentang mekanisme transisi energi dari fosil fuel ke energi baru terbarukan akan menjamin kepastian investasi di Jawa dan Sumatera.

Adapun pemerintah akan mempensiunkan dini atau program early retirement Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan beralih ke energi baru terbarukan. Saat ini, ada 5,5 Giga Watt PLTU yang siap untuk pensiun dini.

"Kami mengharapkan kontribusi B20 untuk mempercepat transformasi energi yang mulus tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat kecil," tutur Jokowi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya