Muncul Klaster Sekolah, Bagaimana PTM 100 Persen di Jateng?

Soal munculnya klaster Covid-19 di sekolah, di SMA Warga Surakarta tersebut, pihaknya akan segera menggelar rapat evaluasi PTM

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2022, 07:00 WIB
Siswa SMK Komputama Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, berangkat sekolah khusus praktikum. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Solo - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di sekolah-sekolah jalan terus meski muncul klaster COVID-19 di salah satu sekolah di Kota Solo.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Provinsi Jawa Tengah Suratno di Solo, Kamis, menegaskan bahwa pada prinsipnya sudah ada standar operasional prosedur pada pelaksanaan PTM 100 persen.

"Manakala terjadi sesuatu langkah harus bagaimana 'kan ada SOP-nya. PTM 100 persen tetap jalan. Namun, yang ada kejadian khusus, kami pertimbangkan dengan SOP ketentuan yang ada," katanya.

Menyinggung soal munculnya klaster sekolah, di SMA Warga Surakarta tersebut, pihaknya akan segera menggelar rapat evaluasi PTM.

Pada rapat tersebut, pihaknya akan mengundang seluruh cabang dinas dan seluruh kepala sekolah SMK, SMA, SMP, SD, SLB negeri, dan swasta untuk evaluasi PTM.

"Kami sudah ambil langkah dalam rangka untuk mengamankan dan menyelamatkan kesehatan seluruh warga sekolah," katanya, dikutip Antara.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Tracing Klaster Sekolah

Ia juga meminta kepala sekolah agar lebih selektif dalam menyelenggarakan acara yang melibatkan guru dan siswa untuk meminimalisasi risiko penularan COVID-19.

"Sebenarnya sekolah punya kewenangan untuk mengatur jenis kegiatan di sekolah. Kalau kegiatan olahraga, ekstra kuliner masih kami batasi nggak boleh, tapi itukan hanya kelompok kecil," katanya.

Sebelumnya, sebanyak 12 guru dan siswa di salah satu sekolah di Kota Solo yakni SMA Warga terkonfirmasi positif COVID-19 usai melakukan perjalanan dari luar kota, tepatnya di Kabupaten Boyolali.

Kepala SMA Warga Kota Surakarta Purwoto mengatakan bahwa hingga saat ini upaya penelusuran kontak atau tracing masih terus berlangsung. Terakhir, tes usap terhadap 255 guru, tenaga pendidikan, dan siswa sekolah tersebut.

"Hasilnya masih ada yang menunggu," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya