Liputan6.com, Kabul - Jumlah kasus baru COVID-19 di Afghanistan naik 70 persen ketimbang pekan sebelumnya. Para dokter meminta agar masyarakat lebih serius menanggapi penyebaran virus corona.
Ada kecurigaan bahwa peningkatan kasus ini terjadi karena varian Omicron, akan tetapi Kementerian Kesehatan Masyarakat di Afghanistan tak punya alat untuk mengetes varian tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Dilaporkan TOLONews, Jumat (28/1/2022), ada 239 pasien yang menunjukkan gejala varian Omicron dalam 24 jam terakhir pada Kamis kemarin. Kebanyakan berasal dari ibu kota Kabul, Kandahar, dan Nangarhar.
"(COVID-19) mengalami kenaikan signifikan. 429 pasien dites positif dari 2.800 sampel di seluruh Afghanistan," ujar Javid Hajeer, juru bicara untuk Kementerian Kesehatan Masyarakat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masyarakat Diminta Disiplin
Dokter di Afghan Japan Hospital berkata mencatat 31 kasus baru COVID-19 pada 24 jam terakhir pada Kamis kemarin.
Masyarakat diminta menjaga kesehatan keluarganya dan mengikuti protokol kesehatan seperti karantina dan tidak bepergian ketika positif COVID-19.
"Mereka seharusnya mengkarantina diri mereka sendiri karena Omicron menyebar dengan cepat, ujar Dr. Hashmatullah Faizi.
Masalah ekonomi dan kesehatan masih terjadi di Afghanistan usai Taliban mengambil alih. International Rescue Committee (IRC) berkata 90 persen fasilitas kesehatan di Afghanistan terancam kolaps.
Advertisement