Liputan6.com, Yogyakarta - Omicron telah sampai di Indonesia bahkan langsung tersebar k beberapa daerah dalam beberapa hari belakangan. Melihat kondisi ini Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi meminta masyarakat tidak menganggap enteng Covid-19 varian Omicron walaupun gejala umumnya yang tidak berat.
“Omicron ini gejala umumnya tidak berat, tetapi tidak jinak. Jika kena yang rentan bisa menjadi berat,” katanya, Jumat (28/1/2022).
Gunadi mengatakan Omicron yang telah menaikkan okupansi rumah sakit di negara eropa ini harus diwaspadai. Sebab Omicron dapat mengelabui sistem imun tubuh dan menurunkan kadar antibodi dalam tubuh, baik setelah vaksinasi maupun mereka yang pernah menjadi penyintas.
Baca Juga
Advertisement
“Jangan sampai karena menganggap kurang berat jadi kurang waspada. Varian Omicron memiliki transmisi 70 kali lebih cepat dari varian Delta. Jika mengenai orang di sekitar kita itu menjadi lebih berat terutama pada lansia, komorbid dan mereka yang belum mendapatkan vaksin atau belum divaksin karena alasan kesehatan,” urainya.
Melihat tingkat penyebaran Omicron inilah ia mengimbau masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan, vaksin hingga dua dosis dan booster untuk meningkatkan antibodi Covid-19. Hal ini penting tidak hanya untuk perlindungan diri, tetapi juga melindungi masyarakat lainnya terutama kelompok rentan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Covid-19 Anak Meningkat
Gunadi menjelaskan tingginya kasus Covid-19 pada anak di beberapa negara akibat varian Omicron perlu diteliti lagi. Terutama penelitian lebih mendalam terhadap fatalitas yang ditimbulkan oleh varian baru ini.
“Karena data masih minimal yang bisa dilakukan kita semua termasuk pemerintah adalah melakukan vaksinasi pada anak. Harapannya anak dibawah usia 6 tahun, tapi ini masih menunggu WHO semoga bisa segera approve untuk kelompok ini,” katanya.
Ia menyebutkan adanya populasi yang belum tervaksin menjadi sisi rentan. Populasi ini menjadi titik dimana virus bersirkulasi.
Apabila virus semakin sering bersirkulasi di masyarakat maka semakin besar peluang timbulnya mutasi-mutasi baru virus corona.
“Ini terjadi pada Omicron dan Delta dimana virus bersirkulasi cepat maka timbul mutasi baru,” katanya.
Advertisement