Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Commuter Properti Tbk akhirnya menggelar masa penawaran awal dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
PT Adhi Commuter Properti Tbk menawarkan saham IPO sebanyak-banyaknya 8.011.204.500 saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah saham yang ditawarkan kepada publik itu setara 28,6 persen. Harga penawaran IPO PT Adhi Commuter Properti Tbk Rp 130-Rp 200 per saham.
Advertisement
Dengan demikian, kisaran dana yang akan diperoleh dari IPO ini Rp 1,04 triliun-Rp 1,60 triliun. Analis menilai, proyeksi pemulihan kondisi stock market dinilai menjadi momentum bagi sejumlah perusahaan kembali menjalankan rencana penawaran saham perdana (IPO).
Keputusan menunda IPO sepanjang 2021 hingga awal tahun 2022 juga dinilai tepat seiring situasi yang penuh ketidakpastian dan terjadi koreksi.
Ekonom dan Praktisi Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo menilai tahun ini merupakan momentum yang tepat untuk IPO.
Salah satu indikasinya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai menguat ke level 6.600. Meski belum mencapai level tertinggi sepanjang sejarah di level 6.754, tetapi kondisi penguatan sudah terjadi sejak awal 2022.
Hal ini menjadi indikasi optimisme para investor terhadap pasar ke depan. Ia menyebutkan, di antara sektor yang sedang memasuki masa pemulihan (improving) secara bertahap adalah properti, infrastruktur dan banking.
Menurut Lucky, properti yang berdekatan dengan transportasi massal bagus dan inovatif. Ia menegaskan prospek saham ADCP akan berkaitan dengan berbagai langkah perusahaan dalam melakukan optimalisasi asetnya.
"Apa yang dilakukan ADCP merupakan karakter dari langkah diversifikasi. Artinya dalam rangka tetap mempertahankan kualitas fundamental perusahaan,” kata dia, dikutip Jumat (28/1/2022).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prospek Sektor Properti
Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Realestat Indonesia (DPP REI) , Paulus Totok Lusida juga prediksi sektor properti akan semakin membaik pada 2022. Dia menuturkan, pengembangan apartemen dengan market tertentu seperti kawasan Transit Oriented Development (TOD) juga akan meminimalisir kondisi pasar apartemen yang over supply.
"Pemulihan sektor properti juga akan berasal dari sentimen positif pasar terhadap kesuksesan vaksinasi dan berbagai kebijakan dan insentif yang diberikan pemerintah serta otoritas terkait,” kata dia.
Beberapa kebijakan tersebut antara lain Undang Undang Cipta Kerja yang telah memangkas berbagai kendala penghambat bisnis dan meringkaskan birokrasi yang berbelit. Ada juga program restrukturisasi utang untuk counter cyclical policy oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Di luar itu, insentif lain seperti Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga akhir Desember 2021, tren penurunan suku bunga KPR, serta relaksasi batasan kredit atau loan to value (LTV) yang memungkinkan masyarakat membeli properti dengan uang muka nol persen.
Sekretaris Perusahaan ADCP, Adi Sampurno, juga sepakat sektor properti akan mulai pulih secara bertahap.
"Apalagi jika properti tersebut memiliki keunikan tersendiri seperti dekat dengan akses transportasi massal yang membuat penghuni lebih efisien,” kata Adi.
Oleh karena itu, ADCP memutuskan untuk segera masuk bursa. Adi menjelaskan, rencananya ADCP akan masuk bursa pada Februari 2022, sedikit bergeser dari jadwal sebelumnya. Hal itu dilakukan karena perusahaan memerlukan waktu untuk menyelesaikan beberapa tambahan kebutuhan administrasi sekaligus memantau kesiapan pasar dan investor.
"Kami sangat optimistis melihat perkembangan situasi dan animo investor yang sangat baik," ujar Adi.
Advertisement