Wanita Usia 88 Tahun dapat Implan Mata Bionik dengan Microchip

Seorang wanita berusia 88 tahun dari London timur telah menerima implan mata dengan metode terbaru untuk membantu memulihkan sebagian penglihatannya yang memburuk.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 31 Jan 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi Penyebab Mata Buta Warna Parsial Credit: pexels.com/nrd

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita dengan degenerasi makula berusia 88 tahun dari London timur telah menerima implan mata dengan metode terbaru untuk membantu memulihkan sebagian penglihatannya yang memburuk.

Seorang nenek 88 tahun yang memiliki delapan anak dari Dagenham telah menderita degenerasi makula kering terkait usia (AMD).

Dilansir dari BBC, Moorfields Eye Hospital menawarkan pembedahan yang melibatkan penyisipan microchip selebar 2mm di bawah retinanya dengan membuat 'pintu jebakan' di mana chip itu berada.

Prinsipnya seperti kacamata khusus yang berisi kamera yang terhubung ke komputer kecil yang dipasang di ikat pinggang, sehingga memungkinkan penglihatan.

"Saya senang menjadi orang pertama yang memiliki implan ini," kata penerima.

Pasien menderita bentuk paling umum dari degenerasi makula kering terkait usia (dry age-related macular degeneration/AMD) dan implan menawarkan harapan sebagian penglihatan yang dipulihkan bagi mereka yang mengalami atrofi geografis (GA).

Kondisi ini bersifat progresif dan saat ini tidak memiliki pengobatan. Sekitar 12% dari mereka yang berusia di atas 80 akan terpengaruh oleh AMD kering, sementara GA memengaruhi 6,7% di atas 80-an.

 


Microchip dengan AI

Setelah microchip ditanamkan di bawah retina pasien, ia menangkap pemandangan visual yang diproyeksikan oleh kacamata dan mengirimkannya ke komputer.

Algoritme kecerdasan buatan (AI) memproses ini dan menginstruksikan kacamata tentang apa yang harus difokuskan. Kacamata kemudian memproyeksikan gambar itu sebagai sinar infra-merah melalui mata dan ke dalam chip, dan mengubahnya menjadi sinyal listrik ke otak yang kemudian ditafsirkan seolah itu penglihatan alami.

Penghuni Dagenham tersebut mengatakan sejak terkena AMD, ia tidak bisa lagi berkebun, bermain maupun melukis dengan cat air kesukaannya.

"Saya senang dengan prospek menikmati hobi saya lagi dan saya benar-benar berharap banyak orang lain akan mendapat manfaat dari ini juga," tambahnya.

Mahi Muqit, konsultan ahli bedah vitreoretinal di Moorfields Eye Hospital, mengatakan, "Perangkat terobosan ini menawarkan harapan pemulihan penglihatan bagi orang yang menderita kehilangan penglihatan karena AMD kering.

"Keberhasilan operasi ini, dan bukti yang dikumpulkan melalui studi klinis ini, akan memberikan bukti untuk menentukan potensi sebenarnya dari perawatan ini."

Adapun terobosan lain pada bulan November, yang saat itu seorang pria dari Hackney, London timur, menjadi orang pertama di dunia yang memiliki mata palsu yang dicetak 3D di rumah sakit yang sama.

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya