Liputan6.com, Washington D.C - Sementara agenda domestik Presiden Joe Biden yang lebih luas terhalang di Senat, para pemimpin fraksi Demokrat di Kongres telah mulai mencari kemenangan legislatif di tempat lain, dengan fokus baru pada peningkatan kemampuan Amerika untuk bersaing dengan China.
Fraksi Demokrat di DPR saat ini sedang berusaha menyepakati undang-undang yang akan memberikan subsidi keuangan yang besar untuk industri semikonduktor serta hibah yang besar bagi penelitian dan pengembangan untuk mendukung ketahanan rantai pasokan, mendukung operasi manufaktur domestik dan menanggung penelitian ilmiah baru.
Advertisement
Upaya di DPR Amerika Serikat itu menyusul dorongan yang muncul di Senat pada tahun lalu, yang menghasilkan pengesahan Undang-Undang Inovasi dan Persaingan tahun 2021 secara bipartisan.
RUU itu mengusulkan bantuan sebesar US$ 52 miliar untuk industri semikonduktor serta hampir US$ 200 miliar lebih untuk proyek-proyek penelitian dan pembangunan untuk meningkatkan daya saing Amerika, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (28/1/2022).
DPR kemungkinan akan meloloskan versi undang-undangnya, yang berarti DPR dan Senat harus mencapai kesepakatan tentang versi akhir sebelum RUU bisa dibawa ke Gedung Putih untuk ditandatangani menjadi undang-undang.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menunggu Dukungan Partai Republik
Belum jelas apakah RUU DPR akhirnya akan mengumpulkan dukungan Partai Republik di majelis itu.
Namun dalam sebuah pernyataan minggu ini, presiden menjelaskan bahwa dia ingin melihat undang-undang tersebut dikirimkan kepadanya.
Joe Biden memuji "investasi transformasional" yang akan diatur oleh undang-undang itu. Dengan undang-undang yang ia usulkan, kata Biden, "Kita berkesempatan menunjukkan kepada China dan seluruh dunia bahwa abad ke-21 akan menjadi abad Amerika – ditempa oleh kecerdikan dan kerja keras para inovator, pekerja, dan bisnis kita."
Advertisement