Kasus COVID-19 hingga The Fed Picu IHSG Susut 1,2 Persen pada 17-21 Januari 2022

Pada pekan ini, IHSG melemah 1,2 persen menjadi 6.645,51 dari pekan sebelumnya 6.726,37.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jan 2022, 08:44 WIB
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada pekan ini tepatnya 17-21 Januari 2022. Analis menilai investor menanti keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) soal suku bunga dan kasus COVID-19 bayangi IHSG sepekan.

Pada pekan ini, IHSG melemah 1,2 persen menjadi 6.645,51 dari pekan sebelumnya 6.726,37. Sementara itu, kapitalisasi pasar susut 1,09 persen atau Rp 92 triliun dari Rp 8.463,01 triliun menjadi Rp 8.371,14 triliun.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa selama sepekan naik 22,41 persen menjadi 21,70 miliar saham dari 17,73 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Selanjutnya, peningkatan juga terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa 4,75 persen menjadi Rp 12,06 triliun dari Rp 11,51 triliun pada pekan sebelumnya.

Peningkatan juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi bursa selama sepekan sebesar 2,56 persen menjadi 1.335.673 transaksi dari 1.302.330 transaksi pada pekan lalu. Investor asing mencatat nilai beli bersih Rp 214,79 miliar. Sepanjang 2022, investor asing membukukan beli bersih Rp 6,2 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG dipengaruhi sejumlah sentimen selama sepekan. Sentimen antara lain investor yang wait and see keputusan the Fed perihal kenaikan suku bunga yang diketahui bersama akan dilaksanakan pada Maret 2022. Kemudian IMF juga memangkas pertumbuhan ekonomi global menjadi 4,4 persen pada 2022.

"Kemudian dari dalam negeri terjadi peningkatan kasus COVID-19 varian omicron dan Bank Indonesia yang akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5 persen,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu (29/1/2022).

Ia menambahkan, kenaikan kasus COVID-19 sedikit banyak akan berpengaruh terhadap IHSG. Akan tetapi, ia menuturkan, pencegahan dan penanganan yang tepat diharapkan kecil pengaruhnya.

Herditya menuturkan, pergerakan IHSG masih memungkinkan ada dua skenario IHSG masih berpeluang menguat untuk menutup gap yang berada di rentang 6.632-6.645, tetapi demikian tidak menutup kemungkinan penguatan ini merupakan bagian dari wave (iii) dari wave [c] di label hitam (skenario terburuknya) atau berada di awal wave C di label merah.

"Tetap cermati level support berikutnya di 6.523 dan 6.484, apabila IHSG menembus level tersebut maka terkonfirmasi IHSG sedang berada di wave (iii) label hitam dengan arah koreksi 6.375-6.468,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Prediksi IHSG Pekan Depan

Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada pekan depan, Herditya menuturkan, IHSG masih rawan koreksi dalam jangka pendek setelah pergerakan IHSG menutup gap.

Adapun perkembangan omicron untuk tetap dicermati. Herditya prediksi, IHSG akan koreksi menguji 6.575-6.600.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya