Liputan6.com, Lumajang Tim relawan menemukan bagian tubuh yang diduga korban bencana awan panas guguran Gunung Semeru di lokasi penambangan Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu.
Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko menganfirmasi penemuan bagian tubuh diduga korban Semeru erupsi tersebut.
Advertisement
"Di lokasi penambangan Kampung Renteng, Dusun Kendondeli Utara, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro telah ditemukan bagian tubuh jenazah yang diduga korban bencana Gunung Semeru," kata dia di Lumajang, Sabtu (29/1/2022), dilansir dari Antara.
Dia menjelaskan awalnya relawan gabungan sedang melakukan pemantauan daerah aliran sungai (DAS) Gunung Semeru di daerah pertambangan Kampung Renteng, Dusun Kebondeli Utara, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
"Tim mencium bau tidak sedap di salah satu gundukan pasir. Setelah didekati dan dilakukan pengecekan awal ternyata terdapat potongan tubuh dan celana warna biru tua yang tertimbun material pasir," tuturnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menambah Jumlah Korban Semeru
Tim berkoordinasi dengan Satgas Transisi, kemudian dilakukan evakuasi dan pengangkatan bagian tubuh jenazah, selanjutnya dibawa ke Instalasi Pemulasaran Jenazah RSUD dr. Haryoto Lumajang dengan menggunakan ambulans Puskesmas Labruk.
"Bagian tubuh jenazah yang diduga korban bencana Gunung Semeru diserahkan kepada Tim DVI Polri untuk diidentifikasi," katanya.
Dengan ditemukan potongan jenazah itu maka jumlah jenazah korban bencana Gunung Semeru menjadi 62 jenazah dan delapan bagian tubuh yang sebagian besar berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polri.
Selain itu, pemantauan DAS Gunung Semeru terus dilakukan baik oleh TNI, Polri, BPBD maupun relawan untuk memantau naiknya debit air di sepanjang daerah aliran sungai ketika hujan deras turun di kawasan puncak.
Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Advertisement