Liputan6.com, Jakarta - Memeluk hewan peliharaan seperti kucing atau anjing mungkin tak aneh, namun bagaimana jika memeluk sapi? Meski terbilang jarang, memeluk sapi ini diklaim bisa menjadi terapi untuk mengurangi stres dan cemas.
Ellie Laks, pendiri The Gentle Barn, berpendapat demikian. Dengan mengambil jurusan pendidikan khusus dan psikologi, Laks memutuskan untuk menggabungkan pendidikannya dengan kecintaannya pada binatang.
Advertisement
Di tempat perlindungan dan penyelamatan hewan nirlaba di Santa Clarita, California, Laks menawarkan terapi peluk sapi kepada pengunjung seperti dilansir Very Well Mind.
“Hewan mencerminkan kembali kepada kita bahwa kita memiliki nilai. Kita merasa lembut ketika kita membelai mereka, diinginkan ketika mereka mendekati kita, dan ditenangkan ketika kita memeluk mereka. Hewan tidak menghakimi kita dan kita bisa menjadi diri kita yang autentik, unik dan hewan akan selalu menerima kita apa adanya,” kata Laks.
Menurutnya, hewan memiliki cara untuk membuat manusia merasa terhubung. Dan pada gilirannya, terhubung lebih dalam dengan diri kita sendiri.
Laks mengatakan karena sapi secara alami membumi, terpusat, dan percaya diri, energi mereka menginspirasi.
“Tidak seperti anjing atau kucing yang kita pegang, sapi lebih berat daripada kita dengan berat ribuan pon, jadi ketika mereka berdiri diam bersama kita, mereka memilih kita dengan cara yang lebih jelas daripada kebanyakan hewan dengan tali atau di tangan kita” katanya.
Namun, karena Laks tidak terlatih sebagai terapis, dia tidak memberikan terapi klinis di peternakannya. Laks percaya orang-orang yang menghabiskan sebagian besar harinya tenggelam dalam pikiran mereka; memikirkan masa lalu, masa depan, atau kekhawatiran, dapat memperoleh manfaat dengan bersama sapi.
"Memberi kita manfaat penyembuhan yang sama seperti bermeditasi," ujarnya.
Hewan untuk Pengobatan Penyakit Mental
Sebenarnya, untuk keterlibatan hewan dalam pengobatan penyakit mental masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Dalam tinjauan studi tahun 2019 menemukan bahwa terapi bantuan hewan, yang digunakan sebagai pendekatan pelengkap untuk terapi tradisional, menghasilkan beberapa manfaat bagi orang-orang dengan penyakit mental.
Pada orang yang didiagnosis dengan depresi, autisme, demensia, atau skizofrenia, terapi hewan ini bisa membawa perubahan kepribadian, perilaku, dan kesehatan fisik, serta mempengaruhi interaksi sosial dan bidang kognitif, psikologis, dan emosional.
Aviva Vincent, PhD, LMSW, pekerja sosial veteriner, mengatakan bahwa hewan dapat memenuhi banyak peran bagi manusia.
"[Beberapa] hewan lebih baik dalam menerima manusia, sama seperti kita. Beberapa hewan peliharaan hanya tahu apa yang harus dilakukan, mereka tahu apa yang dibutuhkan 'manusianya', seperti terkadang teman Anda tahu kapan Anda membutuhkan pelukan, atau kapan Anda perlu berjalan-jalan," ujar Vincent.
Vincent menjelaskan bahwa hewan bertindak sebagai rekan terapis dalam layanan kesehatan mental, menggunakan bahasa "kolaborator" dan "mitra" dalam hubungan terapeutik.
“Hewan memberikan pengalih perhatian (yang bisa baik), landasan/kehadiran, dan kebaruan. Seringkali, kita menggunakan bahasa tubuh hewan untuk menjelaskan perilaku manusia, sehingga mereka benar-benar cermin yang menopang apa yang kita pikirkan dan rasakan, dan bahkan bagaimana kita berperilaku,” kata Vincent.
Advertisement