Merawat Keberagaman, Sultan Ternate Mengangkat Kapita Sarani Hingga Kapita Cina

Sutan Ternate menegaskan konflik di Haruku murni masalah tanah.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 31 Jan 2022, 00:00 WIB
Pelabuhan kapal laut antar provinsi di Ternate, Maluku Utara ini ditutup. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Liputan6.com, Ternate - Sultan Ternate, Hidayatullah Sjah, telah dikukuhkan menjadi sultan Ternate ke-49 pada 18 Desember 2021 menggantikan ayahnya Mudaffar Sjah melalui prosesi ritual adat Sinunako Sesikhalifat di lingkungan Kedaton Kesultanan Ternate. Dia berjanji akan tetap menjaga eksistensi semangat keberagaman dan persaudaraan di Ternate, Pulau Ternate, Maluku Utara.

Struktur Perangkat Kesultanan Ternate yang telah eksis selama 800 tahun ini akan mengakomodir berbagai etnis yang sudah ratusan tahun hidup di daerah ini. Sultan Ternate telah melantik perangkat adat Kesultanan Ternate seperti kapita Sarani yang dijabat kalangan nasrani, kapita Minahasa yang berasal dari Sulawesi Utara, kapita Cina.

"Dan sejumlah etnis yang telah hidup rukun bersama-sama masyarakat setempat melestarikan adat istiadat di daerah ini," kata sultan seperti dilansir Antara, Minggu (30/1/2022).

Selain itu, dia melantik perangkat adat kesultanan untuk mengisi berbagai jabatan bersama-sama menjaga eksistensi kebesaran dan marwah kesultanan Ternate. Pelantikan sejumlah perangkat adat Kesultanan Ternate ini seperti Komisi Ngaruha, Bobato Dunia, Bobato qkhirat sigi lamo dan Imam Sigi Lamo Imam Sigi Heku.

Ia juga melantik Imam Sadaha Kadato dan Letnan Alfiris serta beberapa Alfiris dan Kapita Baabullah disaksikan Bobato Akhirat Fan Bobato Dunia Imam Sigi Lamo, dan Imam Sigi Heku serta Bobato 18 dan Komisi Ngaruha.

Untuk jabatan Imam Sadaha Kadato dijabat Taher Mahmud, Letnan Alfiris atau Komandan Pengawal Sultan, M Ronny Saleh, Dahlan Ahmad Kapita Bubula, Burhan Abas Fanyira Sidangoli, Nurdin Kader Opsir, Muhamad Abjan Alfiris, Yahya Ishak Alfiris, Abdullah Balamo Alfiris, Randi Joni Tomagola, Al Bahdir, Yusri M Jae Kapita Kore Sara.

Terkait bentrokan warga di Maluku Utara, Sultan berharap agar TNI/Polri bersama-sama pemuka agama dan tokoh masyarakat setempat dapat duduk bersama menyelesaikan konflik Haruku, di Maluku, sehingga dapat segera selesai.

"Dari Ternate, saya mengajak saudara-saudara di Haruku, Provinsi Maluku untuk tidak terpancing dengan berbagai informasi yang bisa memecah-belah rasa persaudaraan yang telah terjalin selama ini, sehingga konflik bisa diselesaikan dan kita hidup dalam suasana damai," katanya.

Menurut dia, semangat kebersamaan dan kekeluargaan harus selalu dipertahankan guna menghindari terjadinya konflik dan masyarakat bisa hidup rukun, tenang dan tidak terprovokasi atas berbagai informasi melahirkan konflik. Ia menyebut, konflik yang terjadi di Haruku karena masalah batas tanah bukan persoalan lain, sehingga masalah ini dapat diselesaikan dengan mengedepankan semangat persaudaraan.

Saksikan Video Ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya