Liputan6.com, Gorontalo - Kini balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Provinsi Gorontalo tengah aktif melakukan pembibitan pohon malahengo endemik Gorontalo. Gerakan ini sebagai bentuk penyelamatan pohon yang kini terancam punah.
Punahnya pohon endemik tersebut diakibatkan adanya penebangan secara liar oleh warga. Kayu dari pohon malahengo tersebut secara tradisional digunakan untuk pembangunan rumah.
Baca Juga
Advertisement
Sebab, warga Gorontalo mengenal pohon malahengo merupakan tanaman warisan tertua nenek moyang mereka. Kayu dari pohon malahengo dipercaya bisa membuat rumah awet serta membuat penghuni rumah tenang.
"Kayu malahengo memang banyak dicari sebagai bahan bangunan rumah di Gorontalo. Ada kepercayaan tersendiri soal kayu itu," kata Abdullah salah satu tokoh masyarakat Gorontalo.
Tidak hanya itu kata Abdullah, selain dipercaya membuat rumah awet, warga Gorontalo mengenal kayu dari pohon malahengo tersebut kuat hingga mampu menahan beban berat.
"Biasanya di rumah, kayu itu dibuat tiang raja yang menahan beban atap rumah. Itu sudah tradisi," tuturnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Anggur Gorontalo
Agar tidak punah, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Provinsi Gorontalo telah melakukan persemaian dan pembibitan pohon malahengo.
“Malahengo adalah tanaman endemik Gorontalo, sekarang ini semakin punah,” kata Manajer Persemaian Wajer Tontoiyo, Rabu (26/01/2022).
Pohon malahengo selain digunakan untuk bahan bangunah rumah, menurut Wajer, pohon ini menghasilkan buah yang bentuknya seperti anggur.
Buah malahengo berwarna hitam, serta warna daging kemerah-merahan. Rasanya pun manis seperti anggur yang dijual pada umumnya.
“Buah malahengo ini anggurnya Gorontalo. Saat ini kami mulai melakukan pembibitan secara masal,” ia menandaskan.
Advertisement