Mengenal Sunan Gresik, Wali Songo Pertama Penyebar Islam di Pulau Jawa

Nama asli Sunan Gresik adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim. Ia juga dikenal dengan sebutan Maulana Maghribi. Namun, sebutan populer hingga saat ini adalah Sunan Gresik.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 31 Jan 2022, 07:00 WIB
Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik (sumber: gresikkab)

Liputan6.com, Gresik Sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa tidak lepas dari peran para wali songo (wali sembilan). Konon, wali songo yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa adalah Sunan Gresik.

Sunan Gresik merupakan seorang wali yang memiliki semangat tinggi dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-14. Sebagian orang menyebut jika Sunan Gresik adalah keturunan Arab. Tapi ada juga yang menyebut keturunan Uzbekstan dan Persia.

Sunan Gresik dikenal sebagai sosok yang tak kenal lelah dalam menyebarkan agama Islam di Jawa. Atas ikhtiar dan rida dari-Nya, ia berhasil mengislamkan masyarakat Jawa.

Bukan hanya itu, ia juga berhasil mencetak murid-murid yang akhirnya membantu dalam menyebarkan agama Islam di Jawa maupun Indonesia secara keseluruhan. Mengutip dari berbagai sumber, berikut kisah-kisah menarik Sunan Gresik yang dirangkum Liputan6.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 


Di Balik Nama Sunan Gresik

Sunan Gresik | Dok. Bintang.com/Ardini Maharani

Nama asli Sunan Gresik adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim. Ia juga dikenal dengan sebutan Maulana Maghribi. Namun, sebutan populer hingga saat ini adalah Sunan Gresik.

Sebutan populer tersebut diambil dari tempat Syekh Maulana Malik Ibrahim berdakwah yaitu di Gresik, Jawa Timur yang datang pada tahun 1371. Salah satu target dakwah Sunan Gresik adalah masyarakat di sekitar pelabuhan yang mayoritas beragama Hindu dan Budha.

Sunan Gresik mengenalkan Islam dengan cara yang mudah dipahami. Hal inilah yang akhirnya mengundang simpati masyarakat. Bahkan, Raja Brawijaya dari Majapahit juga turut simpati dengan Sunan Gresik.

Raja Majapahit itu memberikan kepercayaan kepada Sunan Gresik untuk berdakwah menyebarluaskan ajaran Islam di tanah Jawa. Ia juga diangkat oleh Brawijaya sebagai syahbandar atau kepala pelabuhan.

 


Mendirikan Pesantren dan Masjid

Sunan Gresik mendirikan pesantren di Desa Sembalo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Pesantren dijadikan sebagai pusat pembelajaran ilmu agama Islam.

Murid-murid Sunan Gresik di pesantren ini sangat antusias untuk belajar lebih dalam seputar agama Islam.

Selain pesantren, Sunan Gresik juga membangun masjid. Konon masjid yang bernama Masjid Pesucinan ini adalah yang pertama dibangun di tanah Jawa. Hingga kini masjid tertua di Pulau Jawa tersebut tetap digunakan sebagai sarana untuk beribadah.

 


Cara dan Strategi Dakwah Sunan Gresik

Adanya lampu damar kurung yang dipajang di Situs Giri Kedaton menjadi salah satu jujukan bagi pengunjung untuk berfoto. (YUDHI DWI ANGGORO/RADAR GRESIK)

Sebagai wali yang pertama menyebarkan agama Islam di Jawa, Sunan Gresik sangat cerdas dalam cara dakwahnya. Bapak Sunan Ampel ini sukses menarik simpati masyarakat Jawa untuk belajar Islam.

Banyak yang awalnya beragama Hindu dan Budha kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat. Kesuksesan cara dakwah Sunan Gresik dapat dilihat dari jumlah pemeluk agama Islam yang terus bertambah.

Selain dikenal sebagai seorang wali yang menyebarkan Islam, kakek Sunan Bonang dan Sunan Drajat ini juga menjadi seorang tabib. Ia banyak mengobati masyarakat terutama dari kalangan menengah ke bawah secara gratis.

Sunan Gresik memanfaatkan kemampuan mengobati orang itu sebagai strategi berdakwah. Nilai-nilai yang mencerminkan Islam ia terapkan dalam praktik pengobatan ini.

Dalam pengobatannya, Sunan Gresik tak membeda-bedakan golongan masyarakat. Golongan masyarakat kelas atas, tengah, maupun bawah di mata Sunan Gresik adalah sama. Inilah yang disukai oleh masyarakat.

Keahlian mengobati orang yang sakit juga terdengar hingga telinga sang raja Majapahit. Akhirnya Sunan Gresik diundang untuk mengobati istri raja yang sedang sakit.

 


Berdagang dan Bertani

Wakil Bupati (Wabup) Gresik Mohammad Qosim berziarah wali ke Makam Sunan Giri pada Jumat, (6/3/2020). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Bukan hanya mengobati orang yang sakit, Sunan Gresik juga gemar berdagang dan bertani. Ia mengajarkan masyarakat Jawa bagaimana cara berdagang yang baik dan benar.

Kemudian bagaimana cara bertani dan bercocok tanam yang bisa mendapatkan hasil panen maksimal. Tentu saja Sunan Gresik memberikan ilmu-ilmu tersebut secara gratis.

Dengan menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan pribadinya, banyak masyarakat yang tertarik dengan Islam. Akhirnya mereka berbondong-bondong untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk agama Islam tanpa ada paksaan.

 


Makam Sunan Gresik

Sunan Gresik meninggal pada Senin, 12 Rabbiul Awwal 822 H atau tepat di tahun 1419 M. Tanggal tersebut kemudian diperingati sebagai haul Sunan Gresik yang setiap tahunnya diikuti jemaah lokal maupun luar daerah dari berbagai penjuru.

Sunan Gresik dimakamkan di Jalan Malik Ibrahim di Desa Gapura Sukolilo. Jaraknya sekitar 200 m dari Alun-alun Gresik. Akses ke makam Sunan Gresik mudah dijangkau dengan transportasi umum.

Makam Sunan Gresik sering diziarahi dan menjadi salah satu destinasi wisata religi di Gresik. Makam Sunan Gresik yang bangunannya punya ciri khas ini dikelilingi oleh pemakaman keluarga dan umum. Termasuk salah satunya adalah makam Bupati Gresik pertama yaitu Raden Pusponegoro.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya