Liputan6.com, Wuhan - Ilmuwan di Wuhan sedang meneliti NeoCOV, virus yang memiliki hubungan dengan situs pernafasan MERS. Virus itu ditemukan di kelelawar.
Penelitian itu dirilis pada situs bioRxiv, dikutip Minggu (30/1/2022). Situs bioRxiv merilis artikel ilmiah yang belum melalui peer-review.
Baca Juga
Advertisement
Para ilmuwan dari Wuhan dan Beijing menyebut NeoCOV dan PDF-2180-CoV bisa masuk ke kelelawar melalui enzim pengubah angiotensin (ACE2).
Enzim tersebut juga bisa menjadi jalur masuk virus, seperti COVID-19.
Peneliti menyebut NeoCOV tidak mudah masuk ke manusia melalui ACE2 manusia. Meski demikian, para peneliti menyebut ada potensi virus ini bisa sangat menular dan berbahaya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Butuh Studi Lebih Lanjut
Melansir media pemerintah Rusia, TASS, pihak WHO berkata masih butuh studi lebih lanjut untuk memahami NeoCov ini.
Virus itu ditemukan di kelelawar Afrika Selatan.
"Apakah virus yang dideteksi di studi ini akan memberikan risiko kepada manusia membutuhkan studi lebih lanjut," ujar WHO.
NeoCov itu disebut tidak bisa "dinetralisasi silang" dengan antibodi yang ampuh melawan COVID-19 atau MERS.
WHO berkata kelelawar memang bisa membawa banyak penyakit corona. Terkait situasi ini, WHO berkata pakar-pakar di organisasinya telah memantau studi itu.
Advertisement