Jokowi: NU Tunjukkan Wajah Islam Indonesia yang Meneduhkan dan Ramah

Menurut Jokowi, kontribusi NU dalam kehidupan beragama dan berbangsa selama ini membuat Indonesia menjadi bangsa bersatu dalam keberagaman.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jan 2022, 12:25 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/12/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menilai Nahdlatul Ulama (NU) dapat menunjukkan wajah Islam Indonesia yang teduh dan ramah di mata dunia.

"NU menunjukkan wajah Indonesia yang teduh dan ramah di mata dunia dan menunjukkan agama dan budaya yang bersanding saling memperkaya satu sama lain," katanya saat memberikan sambutan dalam acara Pengukuhan Pengurus Besar NU (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU di Sport and Convention Center, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).

Jokowi menyebut, NU telah terus menerus mendorong moderasi beragama hingga bertoleransi dalam kehidupan kebangsaan. Organisasi yang kini dipimpin Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya itu juga telah menjaga NKRI dan Pancasila.

"Pandangan Hubbul Wathan Minal Iman juga NKRI harga mati telah merangkai persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.

Menurut Jokowi, kontribusi NU dalam kehidupan beragama dan berbangsa selama ini membuat Indonesia menjadi bangsa bersatu dalam keberagaman. Kondisi ini akhirnya menjadi rujukan bagi bangsa-bangsa lain.

"Atas nama masyarakat bangsa dan negara, saya menyampaikan terima kasih kepada para kiai, ibu nyai, dan keluarga besar NU atas kontribusinya selama ini, kini, dan nanti," kata Jokowi.

 


Upaya Membangun Peradaban

Presiden Jokowi berankat menuju Balikpapan untuk menghadiri acara pengukurah PBNU periode 2022-2027

 

Sementara Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf mengatakan organisasinya berupaya merawat jagat dan membangun peradaban. Upaya ini sesuai dengan tema menyongsong 100 tahun NU.

Menurutnya, untuk membangun peradaban perlu diawali dengan merawat jagat. Merawat jagat tidak hanya dimaknai menjaga bumi dari kerusakan, tapi juga tatanan kehidupan umat manusia.

"Hanya denga cara itu, upaya kita membangun peradaban akan membawa hasil yang lebih baik bukan hanya untuk NU saja, bukan Indonesia saja, tapi untuk dunia, seluruh umat manusia," katanya.

 

Reporter: Titin Supriatin 

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya