Liputan6.com, Jakarta - Libur Imlek 2022 jatuh pada 1 Februari 2022. Tanggal itu ditetapkan sebagai salah satu hari libur nasional sejak era pemerintahan Gus Dur atau Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid.
Momen perayaan Tahun Baru China itu lekat dengan berbagai pelaksanaan tradisi yang berpusat di kelenteng. Tapi, keberadaan kelenteng kini nyatanya tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Kong Hu Cu, tetapi juga menjadi salah satu daya tarik wisata.
Nyaris di setiap daerah terdapat kelenteng yang didominasi warna merah. Desainnya pun khas, dengan patung naga dan detail lain yang berbeda-beda tergantung lokasi. Dengan keunikan tersebut, sayang rasanya melewatkan hari libur Imlek 2022 tanpa mengunjungi salah satu kelenteng populer di Nusantara.
Baca Juga
Advertisement
Apa saja kelenteng yang dimaksud? Liputan6.com telah mencatat enam di antaranya seperti dirangkum dari berbagai sumber. Pastikan saat berkunjung, Anda tak mengganggu aktivitas peribadatan yang berlangsung. Begitu pula dengan aturan pembatasan lainnya mengingat saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung.
1. Kelenteng Cu An Kiong, Lasem
Kelenteng ini dibangun oleh orang Tionghoa yang pertama kali mendarat di Lasem sebagai tempat pemujaan Thian Siang Seng Bo atau Dewi Samudera. Tujuannya sebagai wujud rasa syukur atas keselamatan mereka selama di lautan.
Kelenteng ini beralamat di Jalan Dasun No. 19, Desa Soditan, Lasem. Kelenteng Cu An Kiong merupakan kelenteng tertua di Pulau Jawa yang pernah dipugar pada 1838.
Kelenteng Cu An Kiong di Lasem memiliki bentuk bangunan khas daerah China bagian selatan. Salah satunya ditunjukkan lewat gapura besar yang menjadi pintu masuk kelenteng. Di depan gapura terdapat dua patung singa kilin berwarna emas dan dua patung penjaga kelenteng yang membawa senjata. Sementara, dinding dihiasi mural Roman Tiga Negara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Kelenteng Sanggar Agung Kenjeran, Surabaya
Kelenteng yang berlokasi di Jalan Sukolilo Nomor 100, Surabaya, itu dikenal pula dengan nama Kelenteng Hong San Tang. Didirikan sejak 1999, kelenteng itu memiliki keunikan lewat keberadaan patung Dewi Kwan Im setinggi 20 meter di tepi laut.
Bangunan seluas 4.000 meter persegi juga kental dengan arsitektur khas Bali yang dipadukan dengan budaya Jawa. Pada 2007, kelenteng ini mencetak rekor MURI untuk pelaku konvoi kepala barongsai terbanyak.
Meski tetap berfungsi sebagai rumah ibadah, Kelenteng Sanggar Agung Kencana juga menjadi salah satu destinasi wisata religi di Surabaya. Harga tiket masuknya berbeda antara hari biasa dan akhir pekan, mulai dari Rp10 ribu untuk mobil, Rp5 ribu untuk motor, dan Rp2.500 untuk pejalan kaki.
3. Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban
Kelenteng Kwan Sing Bio berada di pinggir jalan raya Pantura, langsung menghadap ke laut. Tepatnya berada di Jalan Martadinata No.1, Kelurahan Karangsari, Kecamatan Kota Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Kelenteng ini sempat memiliki patung Dewa Kwan Sing Tee Koen setinggi 30 meter sebelum roboh pada 16 April 2020.
Kelenteng ini diperkirakan dibangun pada 1733 silam. Nama Kwan Sing Bio bermakna sebagai tempat pemujaan dan penghormatan kepada Dewa Kwan Kong.
Bangunan kelenteng dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berfungsi sebagai tempat pembakaran hio. Bagian kedua seringkali digunakan sebagai tempat sembahyang serta meletakkan buah-buah untuk persembahan. Bagian ketiga terdapat patung Dewa Kwan Kong dan patung lain yang dianggap keramat.
Advertisement
4. Kelenteng Xian Ma, Makassar
Kelenteng tertua di Kota Makassar ini berlokasi di Jalan Sulawesi. Posisinya tak jauh dari Toko Oleh-Oleh khas Makassar, Cahaya. Bangunan yang berfungsi sebagai tempat ibadah penganut Konghucu itu diperkirakan sudah ada sejak 1864. Terdiri dari lima lantai, bangunan itu juga dilengkapi dengan lift.
Saat memasuki kawasan kalenteng tersebut, wisatawan akan disuguhi pemandangan sekitar 15 patung dewa dan sembilan tiang penyangga besar berwarna merah. Hal itu membuat kesan mewah. Kelenteng berjuluk Istana Naga Sakti ini kerap berbagi kebahagiaan dan suka cita saat Imlek kepada para pengunjung.
5. Kelenteng Dewi Welas Asih, Cirebon
Sebelum masa Orde Baru, Vihara Dewi Welas Asih bernama Tio Kak Si. Namanya diganti karena hal-hal berbau China dilarang saat masa Orde Baru.
Salah satu kelenteng tertua di Cirebon itu terletak di Jalan Kantor, Panjunan No. 2, Kampung Kamiran, Cirebon. Lokasinya di sebelah kiri Gedung Bank Mandiri atau di seberang kanan Gedung BAT Cirebon.
Di dalam kompleks kelenteng terdapat lukisan-lukisan berukuran kecil berwarna biru muda yang indah menempel mengelilingi lingkaran-lingkaran merah kuning biru. Vihara ini menjadi simbol toleransi di Kota Cirebon, yakni saat pembangunan dibantu oleh Masjid Agung Sang Cipta Rasa dari Keraton Kasepuhan.
Tidak ada biaya masuk yang dikenakan kepada pengunjung. Namun, Anda harus bersikap sopan saat mengunjunginya karena vihara ini masih menjadi tempat beribadah bagi umat Konghucu. (Natalia Adinda)
5 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19 Saat Libur Imlek
Advertisement