Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir, mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran besar dalam mencerdaskan bangsa, mengerakkan semangat toleransi dan nasionalisme, hingga kemiskinan di tanah air.
Ini dia ungkapkan terkait Harlah NU 2022. “Sejarah mencatat, Nahdlatul Ulama berperan besar mencerdaskan bangsa, menggerakkan semangat nasionalisme dan toleransi, kemiskinan, ketimpangan dan ketertinggalan yang masih menjadi tantangan dan persoalan umat,” kata Erick di kutip dari Instagram pribadinya @erickthohir, Senin (31/1/2022).
Advertisement
Hal itu disampaikan dalam rangka memperingati hari lahir NU yang diperingati setiap tanggal 31 Januari.
"Selamat Hari Lahir ke-96, @nahdlatululama. Semoga istiqomah dalam merekat ukhuwah dan memajukan ekonomi umat. Menuju satu abad NU,” ucapnya.
Lebih lanjut, sebagai elemen umat NU juga memiliki peran yang sangat besar mewujudkan kebangkitan dan kemandirian ekonomi umat.
“Mari terus memperkokoh ukhuwah, wathaniyah untuk Indonesia yang damai dan sejahtera,”imbuh Erick.
Sebagai informasi, organisasi Islam ini berdiri sejak 31 Januari 1926. NU ikut andil dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sejarah NU
Melansir laman nu.or.id, berdirinya organisasi NU merupakan respons dari berbagai problem keagamaan, peneguhan mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan sosial masyarakat.
Mulanya sekitar tahun 1924 KH Abdul Wahab Chasbullah menggagas pendirian Jam'iyyah yang disampaikan langsung ke KH Hasim Asy'ari. Tujuannya untuk meminta persetujuan dari Bapak Umat Islam Indonesia ini.
KH Hasyim Asy'ari tidak langsung menyetujui begitu saja. Dalam menentukan suatu keputusan, KH Hasyim Asy'ari sangat hati-hati.
NU resmi berdiri pada 31 Januari 1926 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Organisasi NU bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Dalam penerapannya, baik berpikir maupun bertindak, organisasi ini merujuk pada Khittah NU yang terdiri dari kitab Qanun Asasi dan kitab I'tikad Ahlussunah Wal Jamaah. Kitab tersebut dirumuskan oleh KH Hasyim Asy'ari.
Berdirinya organisasi NU adalah proses panjang dari sebuah perjuangan. Pendirian NU juga tidak terlepas dari Komite Hijaz yang juga merupakan cikal bakal organisasi ini.
Advertisement