Bukan Adu Singa, Begini Tradisi Gladiator Tanah Jawa

Tradisi gladiator di tanah Jawa ini disebut Rampongan Sima.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2022, 11:05 WIB
Ilustrasi Tradisi gladiator tanah Jawa disebut Rampongan Sima atau Rampongan Macan. (Foto: Gabel, petugas Taman Nasional Ujung Kulon/Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Yogyakarta- Tidak banyak masyarakat yang tahu, ada tradisi gladiator ala Romawi Kuno di tanah Jawa. Tradisi gladiator tanah Jawa ini disebut Rampongan Sima atau Rampongan Macan.

Rampongan Sima dilakukan dengan beramai-ramai berebut membunuh harimau dengan tombak. Dikutip dari berbagai sumber, tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu.

Para ahli menduga tradisi ini sudah ada sejak Kerajaan Singasari dan Majapahit dari abad ke-16 hingga ke-19. Kata “Sima” pada tradisi ini memiliki makna kucing besar, yang merujuk pada harimau jawa.

Harimau jawa pada masa itu masih sering dijumpai, kadang-kadang harimau jawa ini memangsa ternak warga.

Rampongan Sima digelar dengan melibatkan ribuan masyarakat di alun-alun kota. Berbekal sebuah tombak, masyarakat diminta membunuh harimau-harimau yang sudah disediakan.

Tak lupa iming-iming imbalan bagi siapa saja yang bisa membunuh kucing besar tersebut. Satu ekor harimau dapat dihargai 10 hingga 50 Gulden.

Kemudian sejak abad ke-18 acara Rampongan Sima lazim diselenggarakan oleh Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, saat menerima tamu dari Eropa.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Adu Kerbau dan Harimau

Bukan hanya duel ala gladiator harimau jawa melawan manusia. Tradisi Rampongan Sima biasanya dibuka dengan pertunjukan adu kerbau dan harimau.

Digambarkan pertarungan antara kerbau dan harimau berjalan seru dan menegangkan. Bahkan tidak jarang bila kedua hewan tersebut saling menunggu untuk menyerang dan tidak bergerak, para pengawal akan menakut-nakuti harimau dengan api atau memukul kerbau dengan daun jelatang yang menyengat agar harimau dan kerbau tersebut mengamuk dan melanjutkan pertarungan.

Pembukaan tradisi Rampongan Sima ini tentu memiliki makna tertentu. Kerbau  jadi simbol kuat mewakili orang jawa, simbolisme harimau dengan temperamen panas dan kecenderungan menyerang dengan liar mewakili orang Eropa.

Biasanya kerbau akan keluar sebagai pemenang, dan kebanyakan harimau yang kalah akan mati dengan luka tusuk tanduk Kerbau di bagian perutnya.

Ritual tradisi Rampongan Sima ini mengorbankan ratusan atau bahkan ribuan kucing-kucing besar tanah Jawa, seperti  harimau jawa, macan tutul jawa, dan macan kumbang.

Selama periode abad ke-17 hingga masa awal abad ke-20, kucing-kucing besar tersebut merupakan satwa endemik tanah Jawa yang artinya habitat mereka hanya terdapat di hutan-hutan tanah Jawa saja.

(Tifani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya