Liputan6.com, Jakarta Beberapa hari terakhir terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia. Diprediksi peningkatan terus terjadi hingga akhir Februari 2022. Bahkan, kasusnya diperkirakan dua sampai tiga kali dari puncak kasus harian Delta yang pernah di angka 56 ribu kasus dalam satu hari.
Terkait ini, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Kemenkes sudah menyiapkan obat-obatan hadapi gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia.
Advertisement
Lalu, bagi pasien COVID-19 yang tidak ada gejala cukup dengan vitamin sementara yang bergejala bisa diatasi dengan obat. Misalnya, bagi yang panas bisa mengonsumsi obat antipanas.
Selain itu, pada mereka yang bergejala juga bisa mengonsumsi obat antivirus. Lima organisasi profesi menyarankan antivirus yang sudah di-endorse para ahli kedokteran adalah Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir.
Budi mengingatkan bahwa antivirus tersebut harus dengan resep dokter. Tidak bisa beli sendiri.
"Yang antivirus harus dengan resep dokter. Jadi, Bapak/Ibu tidak bisa beli sendiri dan sebaiknya jangan. Kalau Bapak/Ibu beli sendiri, nimbun di rumah, kasihan orang lain tidak dapat," kata Menkes Budi saat memberikan Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Ratas Evaluasi PPKM pada Senin, 31 Januari 2022.
Tetap Waspada
Budi juga menerangkan bahwa di banyak negara puncak kasus Omicron bisa 2-3 kali dari Delta. Di Amerika Serikat misalnya, kasus Omicron sempat mencapai 800 ribu per hari, sementara saat puncak Delta ada 250 kasus positif COVID-19 dalam satu haru. Lalu di Prancis, sempat mencapai 360 ribu kasus Omicron sementara puncak Delta ada di kisaran 60 ribu kasus per hari.
"Kita masih belum tahu berapa puncaknya, yang akan kita ketahui di sekitar akhir Februari. Tapi kita sudah sampaikan, di negara lain 2-3 kali puncak Delta. Puncak Delta di Indonesia ada 57 ribu kasus per hari," kata Budi.
Namun, di Afrika Selatan kasus harian Omicron masih jauh dari Delta. Begitu pula di Inggris.
Melihat masih ada ketidakpastian mengenai varian Omicron, Budi mengingatkan agar masyarakat tetap waspada.
"Tolong hati-hati, tetap waspada, jangan jemawa. Jika tidak perlu melakukan mobilitas ya di rumah saja," kata Budi.
Advertisement