Makalah Pria Tunanetra Ditolak karena Menulis dalam Huruf Braille

Seorang pria 40 tahun dari Nuapara, Odisha, India yang mengalami tunanetra mengajukan gugatan ke pengadilan karena makalahnya dalam huruf braille ditolak.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 31 Jan 2022, 18:00 WIB
Photo by Gabriella Clare Marino on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria 40 tahun dari Nuapara, Odisha, India yang mengalami tunanetra mengajukan gugatan ke pengadilan karena makalahnya dalam huruf braille ditolak.

Dilansiir dari Hindustantimes, Shantilal Sabar, mengajukan surat pencalonannya untuk jabatan sarpanch dalam pemilihan panchayat mendatang yang dijadwalkan akan diadakan bulan depan. Namun, selama pemeriksaan makalah, petugas pengembangan blok (BDO) menolak pencalonannya dengan menyatakan bahwa tulisannya tidak bisa terbaca dan tidak memenuhi syarat untuk mengikuti pemungutan suara sebagaimana tercantum dalam undang-undang Orissa Grama Panchayat.

Sabar yang marah mengatakan meskipun ia bisa lulus ujian matrikuler yang diadakan oleh Dewan Pendidikan Menengah Odisha menggunakan huruf Braille, tentu alasan petugas pemeriksa yang menggagalkannya tidak dapat diterimanya.

“Braille adalah bahasa yang diterima secara internasional untuk penyandang tunanetra. Dalam ujian, kami diberikan pembantu penulis selama ujian. Tapi kita bisa membaca dan menulis Odia menggunakan aksara Braille. Dengan menolak pencalonan saya, pemerintah akan mencegah kandidat yang memiliki gangguan penglihatan untuk berpartisipasi dalam pemilihan panchayat,” katanya.

 


Banyak yang mendukung

Di distrik Nuapara, 732 orang mengajukan pencalonan untuk jabatan sarpanch di mana 28 kandidat termasuk Sabar ditolak dengan beberapa alasan.

Sub-kolektor Nuapara Taranisen Naik mengatakan penolakan terhadap makalah Sabar tidak boleh dilihat hanya dengan alasan ketidakmampuan membaca dan menulis di Odia, tetapi secara total.

“Seorang sarpanch diharapkan dapat menangani keluhan masyarakat atas beberapa tunjangan termasuk tunjangan hari tua, beras PDS dan banyak skema pemerintah lainnya. Jika tidak akan menggunakan huruf Braille, lalu bagaimana akan tersampaikan pada orang yang mengalami gangguan penglihatan,” tanyanya.

Sabar yang unggul dengan produknya seperti fenil, lilin, dan kapur mengatakan harapannya agar pengadilan tinggi mengambil kasusnya dengan cepat dan mengizinkannya untuk berpartisipasi dalam jajak pendapat.

Sementara surat-surat pencalonan Sabar ditolak, banyak orang lain yang memiliki keterbatasan fisik ikut serta dalam jajak pendapat panchayat. Parameshwar Mallick, yang lahir tanpa lengan, telah mengajukan nominasi untuk jabatan anggota Lingkungan dari Bangsal No-4 Mangalpur Grampanchayat di bawah blok Tihidi di distrik Bhadrak. Mallick telah berjanji untuk menangani isu-isu seperti jalan tahan cuaca, tubewell, rumah pucca dan tunjangan hari tua bagi orang-orang di daerahnya.

Tradisi-tradisi saat perayaan Tahun Baru Imlek (dok.Liputan6.com/Trie Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya