8 Hal yang Disampaikan Jokowi saat Pidato Pembukaan Acara Harlah NU 2022

Presiden Jokowi pada Senin 31 Januari 2022 menghadiri acara PBNU Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU di Sport and Convention Center, Balikpapan, Kalimantan Timur.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 01 Feb 2022, 06:44 WIB
Presiden Jokowi saat berpidato dalam Pembukaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Senin 31 Januari 2022 menghadiri acara Pengukuhan Pengurus Besar NU (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU di Sport and Convention Center, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).

Mengawali pidato pembukanya, Jokowi mengaku sempat kebingungan soal pakaian yang akan dikenakannya untuk menghadiri acara NU tersebut. Dia pun akhirnya memilih memakai sarung.

"Tadi malam saya bingung, saya bertanya ke Pak Menteri Sekretaris Negara. Pak Menteri, besok pagi pakaian apa," kata Jokowi saat menyampaikan kata sambutan sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin 31 Januari 2022.

Dia pun diberitahu oleh Menteri Sekretarias Negara Pratikno bahwa pengurus syuriah memakai sarung, sedangkan tanfidziyah mengenakan celana panjang. Akhirnya, Jokowi pun memutuskan memakai sarung.

Tak hanya bercerita soal dirinya yang sempat kebingungan, Jokowi juga menyampaikan sejumlah pesan untuk NU. Salah satunya, dia menyebut, NU dapat menunjukkan wajah Islam Indonesia yang teduh dan ramah di mata dunia.

"NU menunjukkan wajah Indonesia yang teduh dan ramah di mata dunia dan menunjukkan agama dan budaya yang bersanding saling memperkaya satu sama lain," ucap Jokowi.

Berikut sederet hal yang disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan pidato membuka acara Pengukuhan Pengurus Besar NU (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU dihimpun Liputan6.com:

 


1. Cerita soal Kebingungan Pakai Celana atau Sarung

Presiden Jokowi dalam pembukaan Muktamar ke-34 NU di Lampung Tengah, sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (22/12/2021). (YouTube Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memakai sarung saat menghadiri acara pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin 31 Januari 2022.

Dia mengaku sempat kebingungan soal pakaian yang akan dikenakannya untuk menghadiri acara NU.

"Tadi malam saya bingung, saya bertanya ke Pak Menteri Sekretaris Negara. Pak Menteri, besok pagi pakaian apa," kata Jokowi saat menyampaikan kata sambutan sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (31/1/2022).

Dia pun diberitahu oleh Menteri Sekretarias Negara Pratikno bahwa pengurus syuriah memakai sarung, sedangkan tanfidziyah mengenakan celana panjang. Akhirnya, Jokowi pun memutuskan memakai sarung.

"Pak (Jokowi), kalau yang Syuriah pakai sarung, kalau yang Tanfidziyah pakai celana panjang. Saya sampaikan ke Pak Menteri, saya ikut syuriah aja. Pakai sarung," ucap Jokowi.

 


2. Sebut NU Tunjukkan Wajah Islam Indonesia yang Meneduhkan dan Ramah

Presiden Jokowi membuka Muktamar ke-34 NU di Lampung. (Istimewa)

Selain bercerita soal kebingungan dirinya, Jokowi menyampaikan sejumlah pesan. Salah satunya dia menyebut, Nahdlatul Ulama (NU) dapat menunjukkan wajah Islam Indonesia yang teduh dan ramah di mata dunia.

"NU menunjukkan wajah Indonesia yang teduh dan ramah di mata dunia dan menunjukkan agama dan budaya yang bersanding saling memperkaya satu sama lain," terang Jokowi.

Jokowi menyebut, NU telah terus menerus mendorong moderasi beragama hingga bertoleransi dalam kehidupan kebangsaan. Organisasi yang kini dipimpin Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya itu juga telah menjaga NKRI dan Pancasila.

"Pandangan Hubbul Wathan Minal Iman juga NKRI harga mati telah merangkai persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.

 


3. Sampaikan Terima Kasih atas Kontribusi NU

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi pernyataan tentang impor beras di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (26/3/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Menurut Jokowi, kontribusi NU dalam kehidupan beragama dan berbangsa selama ini membuat Indonesia menjadi bangsa bersatu dalam keberagaman.

Kondisi tersebut, kata dia, akhirnya menjadi rujukan bagi bangsa-bangsa lain.

"Atas nama masyarakat bangsa dan negara, saya menyampaikan terima kasih kepada para kiai, ibu nyai, dan keluarga besar NU atas kontribusinya selama ini, kini, dan nanti," kata Jokowi.

 


4. Pastikan Lahan Besar untuk Konsesi NU

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/12/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jokowi pun mengaku sudah menyiapkan konsesi lahan untuk NU. Dia memastikan bahwa konsesi yang diberikan pemerintah untuk NU dalam ukuran besar.

"Pemerintah siap memberikan konsesi yang besar, tapi secara profesional, sesegera mungkin. Saya udah siapkan. Enggak mungkin saya memberikan ke NU yang kecil-kecil. Saya pastikan yang gede, Insyaallah yang gede," kata Jokowi.

Menurut dia, hal ini sekaligus menjadi bagian untuk semakin memperkokoh kemandirian dan kewirausahaan sosial di Nahdlatul Ulama. Jokowi ingin NU menjadi bagian penting dari kebijakan transformasi yang sedang dilakukan pemerintah.

"Terutama transformasi hijau yang berkelanjutan dan inklusif, transformasi digital ekonomi serta peningkatan kelas UMKM kita," ucap dia.

 


5. Harap Miliki Dana Abadi

Pengarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Komisaris dan Direksi PT Pertamina dan PT PLN, 16 November 2021. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Disisi lain, Jokowi menyampaikan bahwa saat ini ada banyak kelompok muda profesional NU yang bekerja di korporasi, startup global, hingga konsultan-konsultan global.

Namun, dia menilai kelompok muda tersebut perlu memiliki naungan dan wadah yang kuat di organisasi PBNU.

Dia pun mendorong NU mempunyai sentra-sentra inkubator inovasi yang sangat efektif. Misalnya, dengan memiliki modal ventura yang dapar mengelola dana abadi PBNU.

"Membangun dana abadi yang nantinya mempunyai Sovereign Wealth Fund sehingga NU mempunyai kekuatan dalam membiayai program-program unggulan dan program-program inovatif," terang Jokowi.

 


6. Harap NU Punya Platform untuk Fasilitasi Jutaan Santri Mengaji dari Kiai Besar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.

Jokowi mendorong Nahdlatul Ulama (NU) melakukan sebuah inovasi di tengah perubahan dunia.

Dia ingin NU memiliki platform yang dapat memfasilitasi para santri mengaji atau menimba ilmu dari para kiai besar hingga teknologi dengan mudah dan terjangkau.

"Saya membayangkan ini dalam waktu segera, NU mempunyai platform edutech. Yang juga mempunyai platform learning management system yang handal, yang memfasilitasi jutaan santri untuk mengaji dari semua kyai-kyai besar, ilmuwan, teknolog dan entrepreneur, dimanapun dan kapanpun secara mudah dan murah," papar Jokowi.

Dia juga membayangkan NU memiliki database jemaah yang lengkap dan canggih dengan bantuan teknologi digital dalam beberapa waktu kedepan. Misalnya, dengan memakai blokchain, artificial intelligence, maupun mesin learning.

"Sangat memungkinkan karena NU memiliki SDM-SDM (sumber daya manusia) yang sangat baik dan mengerti mengenai ini," kata Jokowi.

 


7. Diharap Punya Marketplace

Menyambut tahun 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia mampu bangkit dari pandemi COVID-19. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Selain itu, Jokowi membayangkan NU mempunyai marketplace yang handal. Nantinya, marketplace ini dapat dijadikan sebagai tempat produsen dan konsumen NU bertransaksi secara praktis.

"Dan memasukkan produk-produk unggulan warga NU dalam rantai pasok global, ini juga sangat memungkinkan," kata dia.

Menurutnya, situasi dunia saat ini penuh dengan perubahan dan disrupsi serta diwarnai ilmu pengetahuan teknologi. Kondisi ini menuntut cara-cara kerja baru yang kreatif dan inovatif.

"Perubahan yang cepat akibat revolusi industri dan juga pandemi menuntut cara-cara baru yang inovatif. Modernisasi digitalisasi otomasi, tak mungkin lagi bisa dihindari," tutur Jokowi.

 


8. Minta Para Kiai NU Ajak Ainun Najib Pulang ke Indonesia

Presiden Jokowi berankat menuju Balikpapan untuk menghadiri acara pengukurah PBNU periode 2022-2027

Terakhir, Jokowi meminta para kiai Nahdlatul Ulama (NU) mengajak Ainun Najib kembali ke Indonesia. Ainun Najib merupakan inisiator Gerakan Kawal Covid-19 yang kini bekerja di salah satu perusahaan Singapura.

"Saya kenal 1 orang yang lain masih banyak lagi, beliau ini kerja di Singapura sudah lama, 7 tahun yang lalu saya ketemu, ngerjain ini semuanya apapun bisa. Masih muda sekali, namanya mas Ainun Najib, NU," kata Jokowi.

Jokowi mengakui bahwa di Singapura, Ainun Najib memiliki penghasilan yang sangat tinggi. Namun, dia yakin para Kiai NU bisa membujuknya pulang untuk berkiprah di Tanah Air.

"Jadi kalau diajak di sini harus bisa menggaji lebih gede dari yang di Singapura. Ini tugasnya nanti Pak Kiai. Kalau beliau yang ngendiko (berbicara), digaji berapa pun, bismillah pasti mau," ujarnya.

Warga NU kelahiran Gresik, Jawa Timur ini merupakan lulusan Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura jurusan Teknik Komputer. Setelah lulus, dia bekerja sebagai software engineer di Singapura. Kemudian menjabat sebagai konsultan senior.

Jokowi mengatakan, Indonesia membutuhkan generasi milenial yang membawa perubahan baru. NU memiliki kader muda yang potensial, mulai dari cendikiawan, profesional, wirausaha, hingga teknolog.

"Kita perlu memberikan ruang yang lebih besar kepada warga NU dari generasi milenial, dari generasi Gen Z untuk tampil dan mengambil peran sentral dalam perkembangan Indonesia yang baru," jelas Jokowi.

 

(Taufik Akbar Harefa)


Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet

Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya