Luhut Sebut Kasus COVID-19 Saat Ini Masih Seperlima dari Puncak Delta

Peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi seperlima dari puncak varian Delta.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Feb 2022, 15:00 WIB
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas Evaluasi PPKM di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 10 Januari 2022. (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, kasus COVID-19 saat ini masih seperlima dari puncak varian Delta. Walau terjadi peningkatan kasus harian COVID-19, angkanya dinilai masih terkendali.

Secara umum, keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/BOR) di RS Rujukan COVID-19 juga aman. Demi menghadapi lonjakan COVID-19 akibat varian Omicron, fasilitas kesehatan juga sangat memadai.

"Kasus konfirmasi per tanggal 30 Januari 2022 masih berada di angka seperlima. Saya ulangi, di angka seperlima dari puncak Delta pada Juli tahun lalu. Perawatan di rumah sakit Indonesia saat ini juga sangat cukup aman, yakni sepersepuluh dari puncak Delta," ungkap Luhut saat memberikan Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Ratas Evaluasi PPKM, Senin (31/1/2022).

"Kami lakukan langkah mitigasi. Kementerian Kesehatan menyiapkan fasilitas kesehatan yang sangat memadai jauh lebih bagus dari tahun yang lalu di seluruh Indonesia."

Bila menilik data di luar negeri sebenarnya tingkat rawat inap seperti di Amerika Serikat, Israel, Afrika Selatan maupun Inggris jauh lebih tinggi dikarenakan jumlah kasus di negara tersebut meningkat hingga lebih dari 3 kali lipat dibandingkan Delta.

"Dari data tersebut, kami mencoba menganalisis bahwa jumlah rawat inap rumah sakit Indonesia dapat lebih tinggi dari varian Delta apabila kasus harian meningkat lebih dari 3 kali lipat seperti tahun lalu mencapai 56 ribu," imbuh Luhut.

"Namun, hingga saat ini kami perkirakan, angka tersebut kecil kemungkinan terjadi, karena berbagai simulasi model yang kami susun dengan para pakar, angka ini masih jauh. Kita tidak perlu khawatir berlebihan, tetapi tetap superwaspada."


Kasus COVID-19 Naik Tak Hanya di Jakarta

Kepadatan arus lalu lintas jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (6/8/2021). Dirlantas Polda Metro Jaya mencatat, pada pelaksanaan PPKM level 4 minggu kedua terdapat kenaikan mobilitas warga Jakarta sebesar 26 persen dibanding saat PPKM Darurat dan PPKM Mikro. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Luhut membeberkan, perkembangan kasus COVID-19 di Jawa-Bali terus meningkat. 

"Ini juga seperti anomali, yang kami lihat akan terus mengamati pertambahan dalam satu minggu ke depan. Saat ini, kasus konfirmasi masih didominasi oleh Provinsi DKI Jakarta, tapi beberapa hari terakhir, kasus konfirmasi juga mulai terdeteksi dan naik cukup signifikan di provinsi lain di Jawa-Bali," terangnya.

Perkembangan jumlah orang diperiksa dan dihitung secara harian juga meningkat. Upaya ini berkat kerja keras TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN) yang perlu kita apresiasi.

"Untuk itu, Pemerintah terus mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu takut segera melakukan pemeriksaan tes antigen maupun PCR apabila merasakan gejala flu dan batuk. Hal ini dilakukan semata-mata untuk dapat segera mengetahui kondisi pasien," ucap Luhut.

"Sehingga memutus mata rantai penyebaran COVID-19."

Selain itu, kasus kematian harian di Jawa-Bali juga meningkat yang didorong oleh Provinsi DKI Jakarta, sementara wilayah lain di Jawa-Bali masih dalam keadaan yang cukup rendah.


Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya