Kayutangan Malang Ditutup untuk Cegah Kerumunan, Malah Mirip Car Free Day?

Penutupan akses Jalan Kayutangan Malang pada malam hari yang menyurutkan minat warga memenuhi kawasan heritage tersebut

oleh Zainul Arifin diperbarui 01 Feb 2022, 15:03 WIB
Akses ruas Jalan Kayutangan Malang ditutup sementara pada Senin, 31 Januari 2022. Namun warga tetap ramai datang berkunjung berjalan kaki menyusuri kawasan heritage untuk berfoto dengan latar lampu hias (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Akses sepanjang ruas Jalan Basuki Rahmat atau Kayutangan Malang pada Senin, 31 Januari 2022 malam ditutup. Kendaraan dari arah luar dialihkan, tak boleh melintas masuk kawasan itu demi menghindari kerumunan dan mencegah peningkatan kasus Covid-19.

Penutupan akses kendaraan dari arah luar agar tak masuk ke ruas Jalan Kayutangan Malang itu berlangsung selama pukul 19.00 – 23.00 WIB. Hanya kendaraan warga setempat, mobil ambulans, tenaga kesehatan hingga pengemudi ojek online yang diizinkan keluar masuk.

Pantauan Liputan6.com, tak tampak deretan kendaraan parkir di bahu jalan maupun kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi di kawasan itu saat malam hari. Meski begitu, warga tetap bisa datang ke salah satu pusat keramaian baru di Kota Malang tersebut.

Warga cukup memarkir kendaraannya di luar kawasan itu lalu masuk menyusuri jalan dengan berjalan kaki. Ada pula yang menggunakan sepeda angin. Ruas jalan Kayutangan pun tetap ramai, malah menyerupai car free day yang biasanya diberlakukan tiap Minggu pagi.

Salah seorang warga, Yuni, mengatakan di awal penataan kawasan Kayutangan pernah mendengar wacana nantinya akses ruas jalan akan ditutup menjadi satu lajur layaknya Malioboro. Namun ia baru tahu bila pada malam itu akses jalan ditutup.

“Jalan dibuka atau dialihkan kan ini tetap sama ramainya. Mungkin enak ditutup, semua jalan kaki. Kalau ditutup karena Covid-19, ya semua warga harus patuh protokol kesehatan,” ujarnya.

Eka, salah seorang warga mengatakan lebih suka Jalan Basuki Rahmat atau Kayutangan Malang tak penuh deretan kendaraan pakir di tepi jalan. Sebab sejak penataan kawasan itu, terutama malam hari sering terjadi kemacetan karena padatnya volume kendaraan.

“Saya sih suka jalan tak macet. Kalau penutupan jalan hanya diberlakukan malam hari ya tidak masalah, saya sendiri tak tahu penutupan jalan ini untuk apa,” kata Eka.


Pergeseran Pengalihan Arus

Petugas Satpol PP Kota Malang berjaga di depan Jalan Kayutangan Malang yang ditutup sementara pada Senin, 31 Januari 2022 malam demi mencegah terjadinya kerumunan masyarakat (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Kawasan Kayutangan Malang kini jadi salah satu titik favorit warga untuk menikmati malam. Deretan lampu hias jadi dan bangku taman menjadi daya tarik bagi warga datang berbondong-bondong untuk sekedar berfoto, duduk santai atau jalan kaki menyusuri jalan.

Tim operasi gabungan pernah menyasar kawasan ini untuk razia protokol kesehatan. Termasuk merazia deretan kendaraan yang diparkir di tepi jalan lantaran dinilai memicu kemacetan. Pemkot juga baru saja menghentikan sementara pementasan Musik Akhir Pekan di Kayutangan.

Selain itu sejak sepekan terakhir ini diterapkan pengalihan arus lalu lintas di dua titik yakni Jalan Soekarno – Hatta serta Jalan Trunojoyo depan Stasiun Kota Baru. Tujuannya, mengurangi kerumunan di tengah tren peningkatan kasus Covid-19 di Kota Malang.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Heru Mulyono, mengenakan seragam dinas tampak di kegiatan penutupan jalan tersebut. Ia hanya menyebut penutupan akses jalur Kayutangan bukan kebijakan Pemkot Malang.

“Bukan kebijakan kami, itu kewenangan kepolisian,” ucapnya singkat lalu beranjak pergi.

Kepala Sub Unit Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas Polresta Malang Kota, Inspektur Dua Syaiful Husein, mengatakan pengalihan arus lalu lintas di Kayutangan merupakan pergeseran titik yang sebelumnya diterapkan di Jalan Trunojoyo.

“Jadi di Jalan Trunojoyo sudah kembali dibuka. Pengalihan arus lalin digeser di Kayutangan. Ini demi mencegah penyebaran Covid-19, kawasan ini kan cukup ramai,” ujarnya di pos penjagaan.

Menurutnya, pengendara prioritas seperti mobil ambulan dan tenaga kesehatan, kendaraan warga Kayutangan, pengemudi ojek online hingga tamu hotel diperkenankan melintas. Di luar itu, harus memutar di perempatan Rajabali maupun depan Gereja Kayutangan.

“Situasi malam ini juga menjadi catatan dalam evaluasi. Kami di lapangan hanya menjalankan perintah atasan,” ucap Syaiful.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya