Jokowi: Kasus Aktif Covid-19 Naik 910 Persen

Meski kasus aktif meningkat hampir 1.000 persen, fatalitas akibat Covid-19 tidak melonjak. Menurut Jokowi, kondisi ini patut disyukuri.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2022, 09:53 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau langsung vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 6-11 tahun yang digelar di Kompleks SDN Cideng, Gambir, Jakarta, Rabu (15/12/2021). Vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun akan menyasar sekitar 26,5 juta anak di seluruh Indonesia. (Foto: Lukas-Biro Pers Sekretariat Presiden

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajarannya untuk berhati-hati dalam menangani Covid-19. Dia mengingatkan, kasus aktif Covid-19 sudah meningkat hingga 910 persen.

Kasus aktif merupakan pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah. Ini disampaikannya dalam Rapat Terbatas Evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara virtual dari Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Ba6likpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).

"Saya ingin menegaskan kehati-hatian kita karena kasus aktif naik 910 persen, dari yang sebelumnya 6.108 kasus di tanggal 9 Januari (2022), kemudian menjadi 61.718 kasus di 30 Januari (2022)," kata Jokowi. 

Melonjaknya kasus aktif merupakan dampak dari kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

Jokowi mencatat, kenaikan kasus positif Covid-19 baru sebesar 2.248 persen, dari 529 kasus pada 9 Januari menjadi 12.422 kasus di 30 Januari 2022.

"Sekali lagi, hati-hati kita dalam menyikapi ini," ucapnya.

Meski kasus aktif meningkat hampir 1.000 persen, fatalitas akibat Covid-19 tidak melonjak. Menurut Jokowi, kondisi ini patut disyukuri.

"Meskipun demikian, tetap harus kita harus tetap waspada," sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku belum tahu pasti soal kebutuhan perawatan pasien yang terjangkit Covid-19 varian Omicron di rumah sakit. Ini disebabkan, data kebutuhan perawatan pasien di rumah sakit setiap negara berbeda-beda.

Dia mengambil contoh Afrika Selatan. Jumlah pasien Omicron yang menjalani perawatan di rumah sakit pada negara tersebut jauh lebih rendah daripada Delta. Demikian juga di Inggris.

Namun berbeda dengan Amerika Serikat. Di negara Paman Sam itu, persentase kasus aktif Omicron di bawah Delta. Namun, jumlah pasiem Omicron yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari Delta.

"Di Prancis demikian juga. Secara persentase di bawah Delta, tapi secara nominal sama dengan Delta dan kasusnya masih naik," jelasnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (31/1).

Melihat kondisi di berbagai negara tersebut, Budi mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap penularan Omicron. Dia mengingatkan untuk tidak jemawa dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terutama, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.  "Kalau bisa lakukan secara mobilitas di rumah, lebih baik dilakukan di sana. Karena kemungkinan kasusnya akan naik sampai akhir bulan (Februari 2022)," ujarnya.

 


Jaga Ketersediaan Tempat Tidur Pasien

Pasien Covid-19 Omicron di Surabaya berangsur Sembuh. (Dian Kurniawan/Lipuatn6.com)

Budi mencatat, dari total pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit saat ini, sebetulnya hanya sekitar 8 sampai 10 persen yang membutuhkan bantuan oksigen. Sementara lebih dari 85 persen pasien Covid-19 yang masuk ke rumah sakit sudah sembuh.

"Jadi 90 persen yang masuk ke rumah sakit itu umumnya tanpa gejala sekitar 35-40 persen, dan bergejala ringan sekitar 50 persenan," jelasnya.

Dia mengimbau, pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala menjalani isolasi mandiri di rumah. Mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup tajam akibat Omicron, maka keterisian tempat tidur rumah sakit harus dijaga.

"Biarkan rumah sakit menjadi tempat di mana saudara kita yang parah, berat, sedang kritis membutuhkan oksigen di sana. Tapi untuk kita, yang tanpa gejala dan ringan kita di rumah," tuturnya.

Menurut Budi, kriteria pasien yang bisa menjalani isolasi mandiri di rumah ialah jika saturasi di atas 95 persen. Meskipun, kondisi pasien mengalami batuk, pilek, dan demam.

"Selama saturasi di atas 95 persen, di rumah saja," tandasnya.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya