Pajang Foto Pacar Kanye West Berjilbab, Vogue Prancis Dituduh Menyinggung Perempuan Muslim

Foto pacar Kanye West berhijab yang dibagikan Vogue Prancis ini berkembang ke arah budaya Islamofobia yang semakin meningkat di negara itu.

oleh Asnida Riani diperbarui 01 Feb 2022, 19:03 WIB
Pacar Kanye West, Julia Fox. (dok. Instagram @voguefrance/https://www.instagram.com/p/CZRgfHtgCHk/)

Liputan6.com, Jakarta - Vogue Prancis dikritik setelah menerbitkan unggahan media sosial yang dicap menyinggung perempuan Muslim. Narasinya, melansir CNN, Selasa (1/2/2022), berkembang ke arah budaya Islamofobia yang semakin meningkat di Prancis.

Berbagi foto aktris, sekaligus model Julia Fox mengenakan sepotong kain melilit kepalanya, di Instagram pada Jumat, 28 Januari 2022, publikasi itu menulis keterangan, "Ya untuk jilbab." Judulnya telah disunting, tapi Vogue France tidak mengakui perubahan itu.

Foto itu diunggah sebagai bagian dari montase yang menampilkan Fox dan pacarnya, Kanye West, di Haute Couture Fashion Week di Paris, baru-baru ini. Dua foto yang dibagikan termasuk West mengenakan balaclava di mana hanya matanya yang terlihat.

"'Ya untuk jilbab,' beberapa kata itu sangat sederhana," model dan aktivis Prancis-Maroko Hanan Houachmi mengatakan. "Namun, kami telah meminta, menunggu, dan berfantasi tentang hari kami akan mendengarnya, sebagai wanita berhijab."

Houachmi mengatakan, jilbab telah "direduksi jadi hanya aksesori sederhana," dengan Fox, yang berkulit putih dan non-Muslim, dapat mengenakan jilbab sebagai bagian dari "tren." Sementara jilbab, dalam pandangan Houachmi, dilihat pemerintah Prancis sebagai "seragam teroris."

Pada 2011, Prancis jadi negara pertama di Eropa yang melarang semua pakaian penutup kepala di ruang publik, termasuk balaclava, masker, burqa, dan niqab. Beberapa negara lain, termasuk Jerman, Belgia, Belanda, dan Denmark mengikuti dengan larangan mereka sendiri, larangan parsial, dan larangan lokal penutup kepala.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Politisi Prancis Membatasi Hijab, Niqab, dan Burqa

Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Ludovic Marin)

Pekan lalu, senat Prancis juga memilih melarang jilbab bagi atlet wanita, meski tindakan itu masih harus diputuskan di majelis. Presiden Emmanuel Macron dan partainya menentang larangan tersebut.

Tahun lalu, langkah untuk melarang siapa pun di bawah usia 18 tahun mengenakan jilbab di depan umum juga ditolak anggota majelis nasional. Di tengah panasnya situasi itu, banyak pengguna menyebut pilihan kata-kata Vogue sebagai hal yang sangat tidak sensitif untuk edisi Prancisnya, mengingat upaya para politisi membatasi hijab, niqab, dan burqa.

"Ini hampir menggelikan, jujur, karena mereka mengolok-olok, menghina, dan merendahkan kami," Chaïma Benaicha, yang tinggal di timur laut Prancis, mengatakan. "Tapi, ketika seorang wanita kulit putih melakukannya dan bukan seorang Muslim, itu trendi dan sesuatu yang baru dalam mode meski mengenakan jilbab bukanlah sesuatu yang kami lakukan untuk menyenangkan orang."

Benaicha, yang mulai mengenakan hijab pada usia 14 tahun, mengatakan, ia menerima komentar rasis dan Islamofobia awalnya. Juga, mengaku merasa aneh bahwa mengenakan niqab "dianggap buruk," sementara mengenakan balaclava adalah "bergaya" dan " secara estetika menyenangkan bagi orang-orang."

"Orang-orang mencoba melepas jilbab saya di jalan berkali-kali. Saya merasa itu tidak manusiawi," kata Sarah, seorang Muslim Prancis berusia 18 tahun yang tidak mau menyebutkan nama belakangnya.

Sarah, seorang mualaf yang tinggal di komune Prancis tenggara vian-les-Bains dan mulai mengenakan hijab empat bulan lalu, mengatakan bahwa judul Vogue France adalah "rasis" dan "memalukan."


Vogue Prancis Disebut Tidak Mencerminkan Prancis Hari Ini

Ilustrasi perempuan muslim. (dok. pexels/Artem Podrez)

Kehebohan yang menyertai usulan larangan hijab bagi anak di bawah umur di Prancis tahun lalu, serta bagi ibu yang menemani anak-anak dalam perjalanan sekolah, juga telah mendorong kesadaran internasional akan sentimen anti-Muslim di Prancis. "Saya pikir ini sangat menggambarkan cara berpikir umum di Prancis dalam hal jilbab dan Islam," tutur penulis dan jurnalis Inggris Aisha Rimi.

Rimi mengaku kesal dengan kurangnya "pengakuan tidak peka" Vogue Prancis. Mengutip contoh pakaian Met Gala Kim Kardashian, yang menutupi seluruh wajahnya dari ujung kepala hingga ujung kaki, Rimi mengatakan bintang reality show itu "dipuji" karena penampilannya yang inovatif.

Namun, "wanita Muslim di luar sana yang mengenakan burqa terus-menerus difitnah dengan tidak manusiawi." "Saya bisa memikirkan wanita Muslim berhijab lainnya yang juga model sehingga mereka bisa menggunakan keterangan yang sama, tapi itu tidak akan pernah terjadi," kata Rimi.

Houachmi, yang merupakan salah satu model tersebut dan sebelumnya tampil di sampul Grazia Arabia mengenakan hijab, mengatakan bahwa ia merasa senang banyak dari mereka yang berbicara tentang unggahan Vogue Prancis tidak mengenakan hijab, bahkan bukan Muslim.

"Ketika Anda membalik halaman Vogue Prancis, itu tidak mencerminkan Prancis hari ini," katanya. "Itu yang jadi masalah menurut saya."


Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya