WHO: Limbah RS Akibat COVID-19 Mengancam Kesehatan

WHO menyebut bahwa limbah akibat COVID-19 bisa mengancam kesehatan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Feb 2022, 07:02 WIB
Petugas berdiri di antara tempat sampah berisi limbah B3 medis Infeksius Covid-19 yang akan dimusnahkan di PT Jasa Medivest, Karawang, Jawa Barat, Kamis (10/12/2020). PT Jasa Medivest telah memusnahkan lebih dari 500 ton limbah B3 medis dari Maret - Oktober 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jenewa - Jarum suntik bekas, alat uji bekas, dan botol vaksin bekas dari pandemi COVID-19 telah menumpuk untuk menghasilkan puluhan ribu ton limbah medis. Hal tersebut pun mengancam kesehatan manusia dan lingkungan, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia, Selasa (1 Februari).

Bahan tersebut, yang sebagian dapat menular karena virus corona dapat bertahan di permukaan, berpotensi membuat petugas kesehatan mengalami luka bakar, luka tertusuk jarum suntik, dan kuman penyebab penyakit, kata laporan itu. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (1/2/2022). 

Masyarakat yang dekat dengan tempat pembuangan sampah yang dikelola dengan buruk juga dapat terpengaruh melalui udara yang terkontaminasi dari pembakaran sampah, kualitas air yang buruk atau hama pembawa penyakit, tambahnya.

Laporan tersebut menyerukan reformasi dan investasi termasuk melalui pengurangan penggunaan kemasan yang menyebabkan serbuan plastik dan penggunaan alat pelindung yang terbuat dari bahan yang dapat digunakan kembali dan dapat didaur ulang.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Banyaknya Limbah

Petugas membawa "Wheeled Bin" atau tempat sampah berisi limbah B3 medis Infeksius Covid-19 untuk dimusnahkan di PT Jasa Medivest, Karawang, Jawa Barat, Kamis (10/12/2020). PT Jasa Medivest telah memusnahkan lebih dari 500 ton limbah B3 medis dari Maret - Oktober 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Diperkirakan sekitar 87.000 ton alat pelindung diri (APD), atau setara dengan berat beberapa ratus paus biru, telah dipesan melalui portal PBB hingga November 2021 - sebagian besar diperkirakan berakhir sebagai limbah.

Laporan itu juga menyebutkan sekitar 140 juta alat uji dengan potensi menghasilkan 2.600 ton sebagian besar sampah plastik dan limbah kimia yang cukup untuk mengisi sepertiga kolam renang Olimpiade.

Selain itu, diperkirakan bahwa sekitar delapan miliar dosis vaksin yang diberikan secara global telah menghasilkan tambahan 144.000 ton limbah dalam bentuk botol kaca, jarum suntik, jarum, dan kotak pengaman.

Laporan WHO tidak menyebutkan contoh spesifik di mana penumpukan paling mengerikan terjadi tetapi merujuk pada tantangan seperti pengolahan dan pembuangan limbah resmi yang terbatas di pedesaan India serta sejumlah besar lumpur tinja dari fasilitas karantina di Madagaskar.

Bahkan sebelum pandemi, sekitar sepertiga fasilitas kesehatan tidak dilengkapi untuk menangani beban limbah yang ada, kata WHO. Itu setinggi 60 persen di negara-negara miskin, katanya.


Infografis 9 Pertimbangan untuk WFO Saat Kasus Covid-19 Melandai:

Infografis 9 Pertimbangan untuk WFO Saat Kasus Covid-19 Melandai. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya