7 Pernyataan Jokowi atas Melonjaknya Kasus Covid-19 di Tanah Air

Jokowi mengatakan kasus aktif Covid-19 sudah meningkat hingga 910 persen. Meski kasus aktif meningkat hampir 1.000 persen, fatalitas akibat Covid-19 tidak melonjak.

oleh Maria Flora diperbarui 01 Feb 2022, 20:03 WIB
Menyambut tahun 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia mampu bangkit dari pandemi COVID-19. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan sederet perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air. Menurut catatannya, kenaikan kasus positif nyaris menembus angka 1.000 persen hanya dalam waktu 1 bulan.

Angka tersebut merupakan data 9-16 Januari 2022 lalu.

Menyikapi adanya lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air, Jokowi meminta pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen kembali dievaluasi.

"Saya minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas Evaluasi PPKM dari Balikpapan Kalimantan Timur, Senin, 31 Januari 2022, dilansir dari situs Sekretariat Kabinet.

Untuk diketahui hingga hari ini, Selasa (1/2/2022), telah terjadi kenaikan kasus positif sebanyak 16.021 orang. Maka jumlah pasien terpapar Corona hingga kini telah mencapai 4.369.391 jiwa.

Mengetahui kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan, Jokowi pun meminta pemberian vaksinasi booster dipercepat. Terutama bagi para lansia dan anak-anak dari usia 6 sampai 11 tahun.

Berikut sederet pernyataan Jokowi terkait perkembangan terkini kasus positif Covid-19 yang nyaris  tembus diangka 1.000 persen:

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua


1. Kasus Aktif Covid-19 Naik 910 Persen

Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk berhati-hati dalam menangani Covid-19. Dia mengingatkan, kasus aktif Covid-19 sudah meningkat hingga 910 persen.

Kasus aktif merupakan pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah.

"Saya ingin menegaskan kehati-hatian kita karena kasus aktif naik 910 persen, dari yang sebelumnya 6.108 kasus di tanggal 9 Januari (2022), kemudian menjadi 61.718 kasus di 30 Januari (2022)," kata Jokowi. 

Melonjaknya kasus aktif merupakan dampak dari kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

Jokowi mencatat, kenaikan kasus positif Covid-19 baru sebesar 2.248 persen, dari 529 kasus pada 9 Januari menjadi 12.422 kasus di 30 Januari 2022.


2. Fatalitas Akibat Covid-19 Tidak Melonjak

Meski kasus aktif meningkat hampir 1.000 persen, fatalitas akibat Covid-19 tidak melonjak. Menurut Jokowi, kondisi ini patut disyukuri.

"Meskipun demikian, tetap harus kita harus tetap waspada," sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku belum tahu pasti soal kebutuhan perawatan pasien yang terjangkit Covid-19 varian Omicron di rumah sakit. Ini disebabkan, data kebutuhan perawatan pasien di rumah sakit setiap negara berbeda-beda.

Dia mengambil contoh Afrika Selatan. Jumlah pasien Omicron yang menjalani perawatan di rumah sakit pada negara tersebut jauh lebih rendah daripada Delta. Demikian juga di Inggris.

Namun berbeda dengan Amerika Serikat. Di negara Paman Sam itu, persentase kasus aktif Omicron di bawah Delta. Namun, jumlah pasiem Omicron yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari Delta.

Melihat kondisi di berbagai negara tersebut, Budi mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap penularan Omicron. Dia mengingatkan untuk tidak jemawa dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terutama, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.


3. Vaksinasi Booster Covid-19 Dipercepat

Ditengah kasus Covid-19 yang tengah melonjak, Jokowi meminta vaksinasi lanjutan atau booster dipercepat. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pukul 18.00 WIB, 31 Januari 2022, vaksinasi booster baru diberikan kepada 4.417.154 orang atau 2,12 persen dari target 208.265.720 orang.

"Saya minta vaksinasi booster juga terus dipercepat," kata Jokowi.

Dia pun meminta pelaksanaan vaksinasi dosis primer (1 dan 2) juga terus dipercepat, sejalan dengan pemberian vaksin booster. Terutama, vaksinasi bagi anak 6 sampai 11 tahun dan lansia.

 


4. Menggunakan Metode Baru dalam Penanganan Covid-19

Jokowi pun menilai penanganan Covid-19 di Indonesia harus menggunakan pendekatan baru. Sebab, penularan Covid-19 di Tanah Air kini didominasi varian Omicron, bukan Delta.

Pendekatan penanganan Covid-19 harus diselaraskan antara hulu dan hilir. Di hilir, harus ada upaya pencegahan transmisi lokal Omicron, terutama pada enam provinsi yang menyumbang kasus aktif terbesar.

Di bagian hulu, saya minta dilakukan pencegahan transmisi lokal," katanya dalam Rapat Terbatas Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara virtual dari Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin, 31 Januari 2022.

Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 31 Januari 2022, enam provinsi yang mengontribusi kasus aktif terbanyak ialah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Bali, dan Jawa Timur.

Jokowi meminta penularan Omicron dipantau secara ketat. Namun, masyarakat harus ditenangkan agar tidak panik, tetapi tetap waspada.

 


5. Prokoes Terus Ditegakkan

Sejalan dengan itu, Kepala Negara meminta penerapan protokol kesehatan terus ditegakkan dengan melibatkan TNI dan Polri. Termasuk memasifkan pelacakan kontak erat.

Sementara di sisi hilir, sosialisasi dan edukasi isolasi mandiri (isoman) bagi pasien Covid-19 tanpa gejala perlu diperkuat. Pasien isoman nantinya bisa melakukan konsultasi secara mandiri di puskesmas, fasilitas kesehatan atau telemedisin.

"Kemudian stok obat-obatan yang ada di apotek-apotek ini betul-betul harus dikontrol keberadaannya," tegas Jokowi.


6. PTM di Jabar, Jakarta, dan Banten Dievaluasi

Menyusul lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, Jokowi meminta pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Jawa Barat (Jabar), DKI Jakarta, dan Banten perlu dievaluasi kembali.

Jokowi juga mengingatkan para menterinya untuk menyikapi kenaikan kasus ini dengan hati-hati. Kendati begitu, dia bersyukur lonjakan kasus tersebut tak diikuti dengan kenaikan angka kematian akibat Covid-19.


7. Pasien Tanpa Gejala Jalani Isolasi Mandiri

Jokowi ingin pasien tanpa gejala melakukan karantina mandiri dengan konsultasi dokter secara mandiri di puskesmas, di fasilitas kesehatan atau melalui aplikasi layanan kesehatan telemedisin.

Dengan begitu, rumah sakit dapat fokus merawat pasien gejala berat.

"Dan kemudian stok obat-obatan yang ada di apotek-apotek ini betul-betul harus dikontrol keberadaannya," ujar Jokowi.

Untuk penanganan di bagian hulu, dia memerintahkan agar dilakukan pencegahan transmisi lokal. Terutama, di enam provinsi yang menjadi penyumbang kasus aktif Covid-19 terbesar.

"Betul-betul harus dimonitor dengan ketat, tetapi juga masyarakat ditenangkan dan tidak usah panik, tapi harus tetap waspada," kata Jokowi. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya