LG Energy Solution, Catat IPO Terbesar di Asia hingga Diminati Investor

Produsen baterai LG Energy Solution raup dana Rp 152,5 triliun dari IPO, dan jadi terbesar di Korea Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2022, 19:09 WIB
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Produsen baterai LG Energy Solution menjadi perusahaan dengan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) terbesar di Korea Selatan. Harga saham LG Energy Solution melonjak pesat usai catatkan saham perdana.

Dalam waktu singkat, saham perusahaan pembuat baterai meroket dua kali lipat dari harga penawaran perdana. Pada penutupan perdagangan perdana alami kenaikan lebih dari 65,8 persen. Dari IPO-nya, perusahaan mampu mengantongi dana setidaknya 12,8 triliun Won, atau setara USD 10,6 miliar (atau Rp 152,5 triliun, asumsi kurs Rp 14.389 per dolar AS).

Hal itu membuat IPO LG Energy Solution menjadi rekor baru atas hasil IPO terbesar di negara gingseng. Kinerja kuat pada Kamis, 27 Januari 2022 mendorong LG Energy Solution menjadi entitas paling berharga kedua di indeks Kospi Seoul. Pada urutan pertama diisi oleh Samsung Electronics.

IPO LG Energy Solution menjadi aktivitas penggalangan dana ekuitas terbesar di Asia setelah hasil penawaran umum Alibaba Group China. Perusahaan milik Jack Ma sukses mengumpulkan USD 12,9 miliar di bursa sekunder Hong Kong pada 2019.

Diminati Investor

Pencatatan saham atau listing LG Energy Solution menarik banyak perhatian para pelaku pasar sehingga permintaan membludak baik dari investor ritel maupun institusional.

Hal ini mengindikasikan minat yang terus berlanjut atas perusahaan dan bisnis Korea Selatan yan berkaitan dengan industri kendaraan listrik.

LG Energy Solution menguasai lebih dari 20 persen pasar baterai kendaraan listrik (EV) global. Selain itu sebagai pemasok ke perusahaan raksasa pembuat mobil termasuk Tesla, General Motors dan Volkswagen.

Perusahaan juga mendistribusikan baterai buatannya untuk produsen drone dan kapal serta memasok pakaian luar angkasa bertenaga baterai ke NASA.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bangun Pabrik Baru

Awal pekan ini, perusahaan mengumumkan rencana membangun pabrik baterai senilai USD 2,6 miliar di AS yang mana berkolaborasi dengan General Motors. Harapannya pabrik dapat beroperasi pada akhir 2024.

"Kami akan memiliki produk, kapasitas sel baterai dan kapasitas perakitan kendaraan untuk menjadi pemimpin EV pada pertengahan dekade," Chair dan Chief Executive General Motors Mary Barra, dikutip dari laman BBC, Senin, 31 Januari 2022.

Perusahaan memiliki lebih dari 20.000 karyawan. Jumlah ini di luar dari karyawan yang bekerja di perusahaan kimia terbesar Korea Selatan LG Chem. Perusahaan induk LG Chem, LG Corporation, juga memiliki raksasa elektronik yang juga menyandang nama LG.


Baterai Jadi Tenaga Utama

Ketika pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia menetapkan target nol bersih, sektor bisnis mencari cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Misalnya karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran minyak, gas, dan batu bara baik untuk keperluan rumah, pabrk maupun sebagai bahan bakar transportasi.

Nol bersih berarti tidak menambah jumlah gas rumah kaca di atmosfer. Untuk mencapainya berarti mengurangi emisi sebanyak mungkin serta menyeimbangkan yang tersisa dengan menghilangkan jumlah yang setara.

Program nol bersih akan melibatkan perpindahan dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan sebagai alteranatif, meninggalkan kendaraan yang menggunakan bensin dan diesel yang didukung oleh listrik dan hidrogen.

Transisi itu akan melibatkan banyak baterai, terutama untuk kendaraan. Pada Rabu, 26 Januari 2022, CEO Tesla Elon Musk mengatakan dia mengharapkan penjualan pembuat mobil listrik tumbuh lebih dari 50 persen tahun ini dibandingkan dengan 2021 Hal ini berlandaskan hasil prestasi yang mencatat rekor pendapatan USD 5,5 miliar untuk tahun lalu meski penjualan meroket sebesar 71 persen.

Pekan ini, raksasa pertambangan yang didirikan oleh orang terkaya Australia, Fortescue Metals, membeli baterai dan lengan teknologi tim balap Formula1 Williams seharga USD 222,2 juta. Fortescue Metals membeli Williams Advanced Engineering yang berbasis di Inggris dari perusahaan ekuitas swasta EMK Capital dan Williams Grand Prix Engineering.Kesepakatan bertujuan guna membantu produsen bijih besi mencapai targetnya untuk menjadi netral karbon pada 2030.

Sementara minggu lalu, perusahaan yang merencanakan produksi massal baterai mobil listrik di Inggris mendapatkan dana pemerintah untuk pabrik yang diusulkan di Northumberland.

Britishvolt mengumumkan rencana untuk apa yang disebut gigafactory di Cambois dua tahun lalu, dengan mengatakan akan menciptakan 3.000 pekerjaan.

 

Reporter: Ayesha Puri

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya