BNI Beberkan Rencana Penerbitan Green Bond kepada Bursa

PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI (BBNI) menyatakan penerbitan green bond akan tergantung dari pasar dan izin regulator.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Feb 2022, 19:56 WIB
Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). (Foto BNI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI (BBNI) menyampaikan rencana penerbitan obligasi berkelanjutan atau green bond kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sekretaris Perusahaan BNI, Mucharom mengatakan rencana tersebut masuk dalam rencana bisnis tahun 2022. Adapun terkait waktu pelaksanaan akan memperhatikan kondisi pasar dan setelah mendapat izin dari regulator.

Mucharom menerangkan, BNI telah menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap I pada 11 Juli 2017 yang akan jatuh tempo pada 11 Juli 2022 ini. Sehubungan dengan hal tersebut, BNI menilai perlu untuk melakukan pembiayaan kembali atas efek yang akan jatuh tempo.

"Hal ini merupakan upaya BNI untuk tetap memiliki benchmark rate dalam valuasi terhadap creditworthiness BNI di pasar modal melalui surat utang denominasi rupiah,” ujar dia dalam keterbukaan informasi bursa, ditulis Selasa (1/2/2022).

Selain itu, untuk mendukung kebijakan OJK dalam merealisasikan keuangan berkelanjutan yang dituangkan dalam roadmap keuangan berkelanjutan tahap I (2021-2025), BNI memiliki rencana untuk menerbitkan efek bersifat utang berwawasan lingkungan sesuai dengan POJK No 60/POJK.04/2017 tentang penerbitan dan persyaratan efek bersifat utang berwawasan lingkungan (green bond).

Sebelumnya, rencana tersebut diungkapkan oleh Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada dalam paparan publik 26 Januari 2022. David mengatakan, penerbitan green bond dimaksudkan untuk memperkuat keuangan berkelanjutan perseroan.

"Tentunya penggunaan akan tetap pada segmen segmen yang ekosistemnya telah dibina dan dibangun oleh BNI sejauh ini,” kata David. Adapun kinerja pembiayaan segmen hijau BNI tercatat sangat positif pada 2021.

Portofolio hijau tercatat Rp 172,4 triliun atau 29,6 persen dari total portofolio kredit BNI. Pembiayaan hijau itu utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil dengan total portofolio mencapai Rp 117 triliun.

Selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan, serta pengelolaan polusi dan pengelolaan limbah.

"Kinerja pembiayaan hijau yang positif serta didukung kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, serta praktik Tata Kelola Perusahaan yang unggul, mendorong peningkatan rating ESG BNI dari MSCI menjadi A sejak November 2021,” kata David.

Dia menuturkan, rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia, sekaligus menegaskan posisi perseroan sebagai pioneer dalam implementasi keuangan berkelanjutan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gerak Saham BBNI

Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Senin, 31 Januari 2022, saham BBNI melemah 2,33 persen ke posisi Rp 7.325 per saham. Saham BBNI dibuka stagnan Rp 7.500 per saham.

Saham BBNI berada di level tertinggi Rp 7.525 dan terendah Rp 7.325 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.721 kali dengan volume perdagangan 362.046. Nilai transaksi Rp 268,5 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya