Liputan6.com, Surabaya - Seorang mahasiswa Desain Produk Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya), Rizka Aulia Khoirunnisa menginovasi mainan balok multiplayer yang diberi nama Creaticity.
Mainan ini diperuntukkan untuk anak usia dini atau usia 3-6 tahun. Tak hanya sekadar mainan, tujuan diciptakan mainan ini untuk mengasah sensor motorik halus sesuai perkembangan psikologis anak.
"Pembuatan mainan Creaticity ini berdasarkan pengamatan di sekolah Preschool Montessori, yang menggabungkan anak didik dari berbagai usia dalam satu kelas," kata Rizka yang merupakan mahasiswa angkatan 2018 ini, Senin (31/1/2022).
Rizka mengamati kelas dan mewawancarai beberapa guru, mereka menyampaikan bahwa motorik halus setiap anak berbeda. Misalnya, anak A bisa memegang benda dengan benar, namun anak lainnya belum. dan lain sebagainya.
Kondisi tersebut karena menyesuaikan perkembangan psikologis anak usia preschool yakni 3-6 tahun yakni mulai banyak kegiatan interaksi sosial. Oleh sebab itu dirinya membuat mainan balok multiplayer dengan fungsi yang bisa menyesuaikan kemampuan motorik halus anak usia dan menambah interaksi antar anak sesuai perkembangan psikologisnya.
Baca Juga
Advertisement
"Jadilah ini mainan balok yang bisa digunakan seperti papan tulis," jelasnya.
Dengan mainan ini, lanjutnya, anak-anak dilatih motorik halusnya tidak hanya lewat menyusun balok tapi juga belajar memegang alat tulis dengan benar melalui aktivitas menggambar dan mencoret sesuai dengan keinginannya, misalnya membuat jendela, jalan dan lainnya.
"Semua aktivitas tadi bisa dimainkan beberapa anak sekaligus menggunakan panah berputar yang sudah disediakan Jadi di samping melatih motorik halus, kreativitasnya berkembang, kemampuan interaksi sosialnya juga terasah," ujarnya.
Mainan balok ini dibuat oleh Rizka selama kurang lebih satu bulan, dengan beberapa komponen yang meliputi balok dengan bentuk elemen perkotaan seperti gedung, rumah, pohon.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Belum Produksi Massal
Tak hanya itu, mainan juga dilengkapi dengan spidol boardmarker dan penghapusnya untuk menunjang aktivitas saat bermain balok tersebut. Ia juga menjelaskan pemilihan tema perkotaan dipilih menurut observasi pada siswa Albata Islamic Montessori Preschool Surabaya.
Berdasarkan experience anak terkait hal di sekitarnya (dalam hal ini tontonan), didapatkan tema yang sesuai adalah perkotaan. Rizka mengatakan pengembangan mainan balok ini juga berdasarkan pengamatan pada perancangan mainan serupa yakni mainan montessori bertema hewan dan mainan balok yang berbahan tekstil.
"Dengan tema perkotaan ini anak-anak dapat lebih tertarik untuk bermain balok dan materialnya yang seperti papan tulis membuat cara bermainnya atau penggunaannya bisa lebih fleksibel," terangnya.
Ia menyampaikan budget untuk membuat Creaticity ini membutuhkan Rp1,9 juta namun jika pembuatan massal diperkirakan biaya bisa ditekan hingga harga jual menjadi Rp500.000.
Harapannya inovasinya bisa menarik minat perusahaan untuk memproduksinya secara massal, agar Creaticity bisa dimanfaatkan oleh anak-anak Indonesia dalam meningkatkan kreativitas, interaksi sosial dan motorik halusnya.
Advertisement