Vladimir Putin Kritik Amerika Serikat dan NATO di Krisis Ukraina

Kondisi di Ukraina masih bergejolak karena ancaman invasi Rusia. Negara barat sudah mulai merapatkan barisan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 02 Feb 2022, 07:30 WIB
Penduduk setempat berlatih pertahanan militer di Kyiv, Ukraina (30/1/2022). Menteri luar negeri Rusia mengklaim NATO ingin menarik Ukraina ke dalam aliansi, di tengah meningkatnya ketegangan atas ekspansi NATO dan kekhawatiran Rusia bersiap menyerang Ukraina. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Liputan6.com, Moskow - Situasi di Ukraina masih bergejolak akibat potensi invasi Rusia. Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa mulai merapatkan barisan dan penduduk Ukraina mulai latihan militer.

Akan tetapi, Presiden Rusia Vladimir Putin membantah adanya invasi. Ia juga berkata kekhawatirannya terkait NATO tidak didengarkan, dan Amerika Serikat hanya berniat memberikan lebih banyak sanksi ke Rusia.

"Sepertinya bagi saya Amerika Serikat tidak terlalu mengkhawatirkan keamanan Ukraina," ucap Presiden Putin seperti dikutip BBC, Rabu (2/2/2022).

"Tetapi tugas utamanya adalah untuk mengekang pertumbuhan Rusia. Dalam hal ini, Ukraina sendiri adalah alat untuk meraih tujuan tersebut," tambahnya.

Terkait NATO, Presiden Putin mengkritik apabila Ukraina bergabung dengan NATO. Bila itu terjadi, Putin resah Ukraina akan merebut kembali Krimea yang dicaplok Rusia secara sepihak. 

"Bayangkan bahwa Ukraina adalah anggota NATO dan operasi militer dimulai," ujarnya. "Apa kami akan bertempur dengan NATO? Adakah seseorang yang memikirkan hal ini? Sepertinya mereka belum memikirkannya."

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Erdogan Siap Jadi Juru Damai

Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina, unit militer sukarelawan Angkatan Bersenjata, berlatih di taman kota di Kyiv, Ukraina, 22 Januari 2022. Puluhan warga sipil bergabung dengan tentara cadangan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir di tengah ancaman invasi Rusia. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, tidak setuju pada ancaman invasi Rusia terhadap Ukraina. Turki menyiratkan siap memenuhi kewajiban sebagai anggota NATO apabila terjadi invasi.

Tak hanya itu, Presiden Erdogan mengaku telah mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas diplomasi.

"Saya harap Rusia tidak akan membuat serangan bersenjata atau menduduki Ukraina. Langkah tersebut tidak akan menjadi tindakan bijak untuk Rusia atau kawasan," tegas Presiden Recep Tayyip Erdogan, dilansir Al Arabiya, Kamis (27/1).

Presiden Erdogan berkata perlu ada dialog untuk mendengarkan keresahan dari pihak Rusia dalam hal keamanan.

Sebagai sekutu Rusia dan Ukraina, Erdogan berkata bahwa memiliki niat baik untuk menjembatani Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelenskiy.

"Saya ulangi bahwa kami siap melakukan segala hal yang perlu dan saya menyampaikan pesan-pesan ini kepada Presiden Putin dan Presiden Zelenskiy," jelas Erdogan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya