Liputan6.com, Seoul - Kasus harian COVID-19 di Korea Selatan (Korsel) tembus 20 ribu. Ini merupakan rekor terbaru selama pandemi COVID-19 di negara tersebut.
Lonjakan kasus ini terjadi di tengah libur panjang Imlek 2022 di Korsel yang berlangsung Senin 31 Januari hingga Rabu 2 Februari 2022. Varian Omicron juga dinilai sebagai penyebab.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan laporan Yonhap, Rabu (2/2/2022), Korsel mencatat 20.270 kasus virus corona. Total kasus mencapai 884 ribu.
Angka kematian bertambah 15 orang, sehingga total menjadi 6.787 orang. Sementara, total kasus kritis naik enam orang menjadi 278 pasien.
Sebesar 80 persen kasus terkonfirmasi di Korsel selama pekan lalu adalah varian Omicron. Otoritas kesehatan pun telah mengingatkan bahwa kasus bisa melonjak akibat kumpul-kumpul Imlek 2022.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
136 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek Selama Imlek 2022
Beralih ke Jakarta dan sekitarnya, warga juga tetap semangat jalan-jalan Imlek 2022 meski kasus sedang naik.
Sebelumnya dilaporkan Bisnis Liputan6.com, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 136.052 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-1 (31 Januari 2021) libur Imlek 2022.
Angka tersebut merupakan kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Barrier/Utama, yaitu GT Cikupa (arah Barat), GT Ciawi (arah Puncak), dan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Trans Jawa dan Bandung).
Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 2,1% jika dibandingkan lalin normal periode November 2021 dengan total 133.308 kendaraan.
Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek dari keempat arah yaitu mayoritas sebanyak 56.834 kendaraan (41,8 persen) menuju arah Timur (Trans Jawa) dan Bandung, menuju arah Barat (Merak) 44.152 kendaraan (32,4 persen) dan 35.066 kendaraan (25,8 persen) menuju arah Selatan (Puncak).
Advertisement
Indonesia Masuk Gelombang Tiga COVID-19
Dilaporkan Health Liputan6.com, Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban mengatakan bahwa Indonesia sudah masuk gelombang ketiga COVID-19. Hal tersebut ditandai dengan beberapa faktor.
"Bagi yang mengira kita telah masuk gelombang tiga, ya kita telah 'berhasil' memasukinya," kata pria yang karib disapa Prof Beri dalam cuitan di Twitter @ProfesorZubairi ini.
Menurut Prof Beri ada beberapa indikator yang menandakan kita sudah masuk gelombang ketiga COVID-19. Kasus konfirmasi COVID-19 naik setiap hari. Lalu, bed occupancy rate (BOR) dan positivity rate juga naik serta adanya klaster-klaster penularan Corona.
Meski memasuki gelombang ketiga COVID-19, Prof Beri meminta masyarakat tidak panik.
"Kita bisa atasi sebelum jadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan harus dilakukan cepat dan efisien," katanya.
Menurut Prof Beri ada beberapa indikator yang menandakan kita sudah masuk gelombang ketiga COVID-19. Kasus konfirmasi COVID-19 naik setiap hari. Lalu, bed occupancy rate (BOR) dan positivity rate juga naik serta adanya klaster-klaster penularan Corona.
Meski memasuki gelombang ketiga COVID-19, Prof Beri meminta masyarakat tidak panik.
"Kita bisa atasi sebelum jadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan harus dilakukan cepat dan efisien," katanya.
Infografis COVID-19:
Advertisement