Vaksin Covid-19 Sinopharm Resmi Kantongi Izin BPOM Sebagai Dosis Booster

Vaksin Covid-19 Sinopharm akhirnya disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) sebagai penggunaan darurat dosis booster (lanjutan).

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Feb 2022, 13:13 WIB
Proses produksi vaksin COVID-19 terlihat di bengkel pengemasan selama tur media di kantor pusat Sinopharm di Beijing pada 26 Februari 2021. The Beijing Institute of Biological Products mengembangkan vaksin corona dari virus yang sudah dilemahkan (platform inactivated viruses). (Noel Celis/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Vaksin Covid-19 Sinopharm akhirnya disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) sebagai penggunaan darurat dosis booster (lanjutan).

Sebelumnya, vaksin produksi Beijing Bio-Institute Biological, China, tersebut telah didaftarkan PT Kimia Farma untuk penggunaan booster homolog pada usia 18+ atau bagi yang sudah memperoleh dosis primer lengkap selama enam bulan atau lebih.

"Sesuai persyaratan penggunaan darurat, Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin Covid-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas," ujar Kepala BPOM RI Penny K Lukito, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (2/2/2022).

Menurut dia, aspek keamanan dari penggunaan vaksin Covid-19 Sinopharm sebagai booster, pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

Dijelaskan Penny bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan reaksi sampingan atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.

"KTD yang sering terjadi merupakan reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, pembengkakan, dan kemerahan serta reaksi sitemik seperti sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot dengan tingkat keparahan grade 1-2," papar dia.

Sedangkan dari aspek imunogenisitas, lanjut dia, peningkatan respons imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi, dan anti IgG dari vaksin Sinopharm, masing-masing sebesar 8,4 kali serta delapan kali lipat dibandingkan sebelum pemberian booster.

"Respons imun setelah pemberian booster ini lebih tinggi dibandingkan respons imun yang dihasilkan pada saat vaksinasi primer," ucap Penny.

 


Aspek Lainnya

Sekotak vaksin COVID-19 terlihat saat proses produksi di bengkel pengemasan selama tur media di kantor pusat Sinopharm di Beijing pada 26 Februari 2021. The Beijing Institute of Biological Products mengembangkan vaksin corona dari virus yang sudah dilemahkan. (Noel Celis/AFP)

Kemudian dijelaskan Penny bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan reaksi sampingan atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster, lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.

"KTD yang sering terjadi merupakan reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, pembengkakan, dan kemerahan serta reaksi sitemik seperti sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot dengan tingkat keparahan grade 1-2," jelas dia.


3 Kombinasi Vaksin Booster Covid-19 Januari 2022

Infografis 3 Kombinasi Vaksin Booster Covid-19 Januari 2022 (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya