MicroStrategy Beli 660 Bitcoin Rp 358,6 Miliar

Ini adalah pembelian besar Bitcoin kedua MicroStrategy dalam 2 bulan terakhir.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Feb 2022, 15:12 WIB
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto mengawali awal Februari dengan menunjukkan grafik yang menghijau. Mayoritas jajaran teratas kripto menunjukkan penguatan yang membuat banyak investor kembali berinvestasi di pasar berisiko ini. 

Tak hanya investor ritel yang kembali, tetapi perusahan seperti MicroStrategy yang merupakan perusahaan publik pemegang Bitcoin terbesar juga memanfaatkan kesempatan ini.

CEO dan juga salah satu pendiri MicroStrategy, Michael J. Saylor dalam tweet hari ini mengumumkan perusahaannya telah membeli 660 BTC lagi dengan harga rata-rata USD 37.865. Ini membawa jumlah total Bitcoin yang dimilikinya menjadi 125, 051 yang bernilai sekitar USD 3,78 miliar.

"MicroStrategy telah membeli 660 bitcoin tambahan seharga $25,0 juta tunai dengan harga rata-rata $37.865 per #bitcoin.” isi cuitan Saylor, Selasa (1/2/2022). 

Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (2/2/2022), ini adalah pembelian besar kedua MicroStrategy dalam 2 bulan terakhir, karena pada Desember lalu, perusahaan telah membeli 1.914 Bitcoin lainnya seharga USD 94 juta ketika Bitcoin diperdagangkan sekitar USD 46.000. 

Meskipun banyak whale (orang yang memiliki banyak Bitcoin) baru-baru ini sangat aktif dalam memperoleh Bitcoin. Menurut analis “whalemap,” dalam beberapa hari terakhir lebih dari 330.000 BTC telah diakuisisi oleh whale ini ketika koin terbesar itu diperdagangkan antara USD 36.000 dan USD 38.000.

Faktanya, beberapa dari whale ini telah begitu merajalela dalam akumulasi. Bahkan whale Bitcoin terbesar ketiga melampaui akumulasi MicroStrategy karena saat ini memegang 126.164 BTC yang secara kumulatif bernilai lebih dari USD 4,9 miliar.

Awal pekan ini, seorang whale berhasil memperoleh hingga 28.931 BTC dengan membeli hampir 30 kali per hari.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Harga Bitcoin dan Kripto Lainnya Menguat pada Awal Februari 2022

Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Sebelumnya, memasuki Februari, harga Bitcoin dan kripto lainnya menunjukkan grafik yang menghijau. Ha tersebut terjadi karena investor tampaknya siap untuk meningkatkan eksposur mereka terhadap aset yang lebih berisiko.

Cryptocurrency terbesar, yaitu bitcoin diperdagangkan sedikit di bawah USD 39.000 atau sekitar Rp 558,8 juta. Itu naik sekitar 1 persen selama 24 jam terakhir, menurut data CoinDesk.  Sedangkan Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, naik hingga menyentuh USD 2.800. Nilai itu menguat lebih dari 4 persen selama periode waktu yang sama dengan Bitcoin. 

Salah satu pendiri Tranchess, perusahaan pelacak aset peningkatan hasil berbasis Binance Smart Chain, Danny Chong, investor baru baik ritel atau institusional, mungkin telah memasuki pasar kripto saat harga rendah pada beberapa minggu terakhir.

"Dibandingkan dengan pasar keuangan tradisional, pasar kripto secara signifikan lebih kecil di pasar (secara kapitalisasi), memungkinkan perubahan sederhana untuk menciptakan dampak yang lebih nyata,” kata Chong melalui seorang perwakilan, seperti dikutip dari CoinDesk, Rabu, 2 Februari 2022.

"Dengan dukungan yang cepat pada level saat ini serta tambahan likuiditas dari pengguna baru dan pengguna saat ini, rebound pasar dapat terjadi relatif cepat karena sentimen pasar berubah menjadi positif,” lanjutnya. 

Data yang dikumpulkan oleh CoinDesk menunjukkan volume perdagangan Bitcoin di bursa  pada Rabu sedikit lebih rendah dari sehari yang lalu. Hal itu karena pasar Asia diperkirakan mengalami perlambatan minggu ini karena banyak pedagang dan investor mengambil cuti untuk perayaan Tahun Baru Imlek. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya