Diduga Cabuli Santri, Tokoh Agama di Pamekasan Jadi Tersangka

Penangkapan dilakukan saat tersangka hendak menghadiri acara pengajian di Kabupaten Sampang.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Feb 2022, 15:13 WIB
Ilustrasi kekerasan seksual pada anak (Liputan6.com / Abdillah)

Liputan6.com, Pamekasan - Polisi menangkap YS, tokoh agama di Pamekasan yang menjadi tersangka dugaan pencabulan anak di bawah umur yang notabene adalah santrinya.

"Pelaku tokoh agama berinisial Y dan anak di bawah umur yang menjadi korban merupakan santri tersangka," kata Kasat Reskrim Polres Pamekasan AKP Tommy Prambana di Pamekasan, Rabu (2/2/2022), dikutip dari Antara.

Penangkapan dilakukan saat tersangka hendak menghadiri acara pengajian di Kabupaten Sampang.

Menurut Tommy, sebelumnya polisi telah melakukan panggilan sebanyak dua kali terhadap tersangka. Akan tetapi, diabaikan tanpa alasan yang jelas.

"Oleh karena itu, tadi malam (31/1/2022), saat yang bersangkutan hendak menghadiri acara pengajian langsung kami tangkap," katanya menjelaskan.

Kasus dugaan pencabulan ini dilaporkan ke polisi oleh orang tua korban pada November 2021.

Polisi langsung melakukan pemeriksaan terhadap korban dan sejumlah saksi, termasuk terlapor. Akan tetapi, yang bersangkutan menghilang dari rumahnya dan kabur ke Jakarta.

Di awal Januari 2022, tersangka kembali ke Pamekasan dan pada hari Senin (31/1/2022) yang bersangkutan diundang menjadi penceramah di Kabupaten Sampang.

"Setelah mendengar informasi itu, kami langsung menerjunkan tim untuk melakukan penangkapan," katanya menjelaskan.

 


Warga Sempat Demo

Beberapa saat setelah penangkapan tersangka itu, warga sempat mendatangi Polres Pamekasan meminta polisi membebaskan YS.

Warga menuding penangkapan YS, dikenal sebagai 'habib' itu, merupakan upaya untuk mencemarkan nama baik sang tokoh.

Namun, berkat penjelasan para tokoh dan aparat desa, massa akhirnya membubarkan diri, kemudian menyerahkan kasus itu ke polisi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

"Setelah diberi penjelasan tentang duduk persoalan yang sebenarnya, warga yang awalnya menuding polisi salah tangkap, akhirnya mengerti dan membubarkan diri," kata Kasat Reskrim AKP Tommy Prambana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya