Direktur FBI Sebut China Makin Berani Mengancam

Direktur FBI menyorot retorika China.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Feb 2022, 15:34 WIB
Dalam lawatannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 atau 21st Century Maritime Silk Road

Liputan6.com, Washington, DC - Direktur FBI Christopher Wray menilai China semakin berani dalam memberikan retorika bernada ancaman. Hal ini terkait respons China terhadap tudingan Amerika Serikat bahwa negara komunis itu  mencuri ide dan inovasi Amerika serta melancarkan operasi peretasan besar-besaran.

Dilaporkan VOA Indonesia, Rabu (2/2/2022), pidato direktur FBI di Ronald Reagan Presidential Library itu seperti teguran keras bagi pemerintah China hanya beberapa hari sebelum Beijing siap menduduki panggung global dengan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin.

Pidato itu memperjelas bahwa meskipun kebijakan luar negeri Amerika masih diliputi oleh ketegangan Rusia-Ukraina, AS terus menganggap China sebagai ancaman terbesarnya terhadap keamanan ekonomi jangka panjang.

“Tidak ada negara lain yang menjadi ancaman yang lebih luas terhadap gagasan-gagasan, inovasi dan keamanan ekonomi kita, daripada China,” kata Wray.

“Ancaman ini mencapai level baru – lebih berani, lebih merusak, daripada sebelumnya, dan penting sekali bagi kita semua untuk fokus pada ancaman itu bersama-sama,” lanjutnya.

FBI membuka kasus-kasus baru untuk menangkis operasi intelijen China setiap sekitar 12 jam, kata Wray, dengan peretas dari pemerintah China mencuri data pribadi dan perusahaan lebih banyak daripada gabungan semua negara lain.

Para pejabat pemerintah China telah berulang kali menyangkal tuduhan-tuduhan semacam itu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penyedia Telekomunikasi China Unicom Diblok AS Atas Tuduhan Spionase

Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden. Dok: YouTube White House

China Unicom telah menjadi raksasa telekomunikasi China terbaru yang dilarang dari Amerika Serikat karena masalah keamanan nasional dan spionase yang "signifikan".

Komisi Komunikasi Federal (FCC) mengatakan telah memilih dengan suara bulat untuk mencabut otorisasi bagi perusahaan itu untuk beroperasi di AS, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (29/1). 

Perusahaan harus berhenti menyediakan layanan telekomunikasi di Amerika dalam waktu 60 hari.

Pengumuman itu muncul setelah izin perusahaan China lainnya Telecom, yang juga memiliki lisensi untuk beroperasi di AS, dicabut pada bulan Oktober 2022.

Ketua FCC Jessica Rosenworcel mengatakan: "Ada banyak bukti – dan dengan itu, kekhawatiran yang berkembang – bahwa operator milik negara China menimbulkan ancaman nyata bagi keamanan jaringan telekomunikasi kami."

China Unicom mengatakan kepada BBC bahwa unit Amerika-nya "memiliki catatan yang baik untuk mematuhi undang-undang dan peraturan AS yang relevan dan menyediakan layanan dan solusi telekomunikasi sebagai mitra pelanggan yang dapat diandalkan dalam dua dekade terakhir".

"China Unicom (Hong Kong) Limited akan mengikuti perkembangan situasi," tambahnya.


Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi COVID-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya