Liputan6.com, Jakarta Dalam Rapat Dewan Gubernur trakhir, Bank Indonesia masih mempertahankan suku bunga acuannya di angka 3,5 persen.
Meski demikian, Bank Indonesia tidak menutup kemungkinan untuk menaikkan BI 7 days reverse repo rate (BI7DRR). Hanya saja, ada indikator utama yang menjadi syarat Bank Indonesia.
Advertisement
"Jadi, suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate tetap dipertahankan rendah sampai dengan tanda-tanda kenaikan awal inflasi," tegas Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat konferensi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Rabu (2/2/2022).
Selain mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen, BI pada tahun ini akan tetap mengawal stabilitas Rupiah untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Khususnya dalam mengantisipasi kebijakan normalisasi oleh sejumlah negara maju di tahun ini.
Selanjutnya, BI juga akan memperkuat kebijakan makroprudential akomodatif untuk mendorong pertumbuhan kredit pembiayaan kepada sektor-sektor prioritas dan pembiayaan inklisif, khususnya UMKM.
"Ini sebagai langkah bersama untuk memulihkan kondisi korporasi mengatasi dampak luka memar atau scarring effect, dan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan," tutupnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Bank Indonesia Masih Tahan Suku Bunga Acuan 3,5 persen di Januari 2022
Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur 19 dan 20 Januari 2022.
“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar dan sistem keuangan, serta upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (20/1/2022).
Selain itu, BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga lending facility diangka 4,25 persen.
Adapun di 2021, BI mencatat tingkat inflasi sebesar 1,87 persen, berada di bawah target BI 2 hingga 4 persen.
BI pun memprediksi di tahun 2022 ini, tingkat inflasi diperkirakan tetap terkendali sesuai target BI dikisaran 2 hingga 4 persen.
Sementara disisi eksternal, Perry menyebut Pemulihan perekonimian global diperkirakan akan berlangsung lebih seimbang, tidak hanya bertumpu pada pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, namun juga disertai dengan perbaikan ekonomi di Eropa, Jepang, dan India.
Advertisement