Liputan6.com, Jepara - Kabupaten Jepara ternyata memiliki aneka kuliner unik, salah satunya ialah horok-horok. Horok-horok merupakan kuliner yang terbuat dari tepung arena tau sagu.
Dikutip dari berbagai sumber, horok-horok memiliki bentuk butiran-butiran, bertekstur kenyal, dan berwarna putih kecokelatan. Horok-horok memiliki cita rasa yang asin.
Masyarakat Jepara sudah lama mengkonsumsi horok-horok sebagai pengganti beras. Pada masa kependudukan Jepang di Kabupaten Jepara pada 1942, masyarakat dilarang untuk mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok mereka. Apabila dilanggar masyarakat setempat akan diberi hukuman mati.
Berawal dari hal ini, masyarakat mengolah sagu atau aren untuk dijadikan makanan. Horok-horok sering juga disebut sebagai sego radio atau nasi radio.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini berasal dari guyonan masyarakat Jepara saat tidak ada nasi. Masyarakat setempat mengkonsumsi horok-horok bersama sayur dan juga lauk pauk. Dahulu horok-horok banyak diproduksi di pedesaan, namun kini meski masih sering dijumpai, rupanya pengrajin camilan ini tak lagi banyak.
Pembuatan horok-horok harus melewati proses yang cukup panjang. Para pengrajiin horok-horok harus mengkukus pati sagu atau pati aren selama berjam jam bersama garam. Agar mendapatkan horok-horok dengan kualitas bagus, air untuk mengukus haruslah benar-benar bersih.
Setelah matang baru lah horok-horok dibungkus menggunakan pohong pisang atau pohon jati. Satu buah horok-horok dibanderol dengan harga Rp 1.000 hingga Rp 2.000 saja. Para penjual kuliner khas Jepara ini biasanya dapat dengan mudah ditemukan di pinggir jalan mulai pukul 06.00 hingga 12.00.