Liputan6.com, Solo - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Solo tetap berjalan meski telah muncul klaster Covid-19 sekolah. Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memastikan, PTM di Solo akan terus berlanjut.
"Lanjut terus saja (PTM), kecuali yang sudah jadi klaster. Nanti kami tutup sementara menjadi PJJ (pembelajaran jarak jauh)," katanya, Rabu (2/2/2022).
Advertisement
Gibran mengatakan, sejauh ini guru, karyawan, maupun siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19 juga dalam keadaan baik dan tanpa gejala.
"Tenang saja, yang di sekolah kebanyakan OTG (orang tanpa gejala), sembuhnya cepat," katanya.
Disinggung mengenai kemungkinan diberlakukannya kembali PTM 50 persen, dikatakannya, akan dikoordinasikan lebih lanjut.
"Yang penting murid dan orang tua murid nyaman. Yang pasti kalau yang positif satu itu bukan klaster, jalan terus. Tidak perlu ditutup lama-lama, pasti kami tracing juga," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Covid-19 Klaster Sekolah di Solo
Terkait dengan munculnya klaster Covid-19 sekolah di Solo, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan, sejauh ini ada sebelas sekolah yang dinyatakan terpapar Covid-19, yakni SDN Sayangan, SDN 16 Mangkubumen, SD Pangudi Luhur Santo Valentinus, SD Kemasan Kratonan, SMPN 4 Surakarta, SMP Bintang Laut, SMA Warga, SMAN 1, SMAN 5, SMK Mikael, dan SMA Kristen 1 Surakarta.
Siti mengatakan dari sebelas sekolah tersebut ditemukan sebanyak 40 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Banyak yang dari luar kota, dari indeks kasus itu dari sebelas hanya tiga yang dalam kota. Tambahan kasus juga banyak yang luar kota," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini penelusuran kontak masih terus dilakukan.
"Sebanyak 40 ini pasti ada tambahan, semua masih proses tracing," katanya.
Ia juga meminta pihak sekolah untuk terus meningkatkan protokol kesehatan mengingat kasus Covid-19 terus bertambah.
"Buktinya ada tambahan kasus, SD Sayangan ini kontaknya tanggal 21 Januari, kemudian dia nggak berkontak tetapi yang lain kan berkontak. Artinya ada kasus, ada ekornya, berarti potensi penularannya ada," katanya.
Advertisement