Waspada, Marak Konten Iklan Menyesatkan dan Berbahaya

Materi iklan di berbagai platform kadang menimbulkan kekhawatiran karena memuat konten yang berbahaya atau menyesatkan

oleh Arief Rahman H diperbarui 02 Feb 2022, 20:50 WIB
Iklan Digital. (ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Materi iklan di berbagai platform kadang menimbulkan kekhawatiran karena memuat konten yang berbahaya atau menyesatkan. Namun, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan guna memerangi konten-konten iklan yang berbahaya tersebut.

Hal ini juga dilakukan Moch. Rifki, Head of Publisher Development MGID Indonesia & Malaysia di platform MGID Indonesia. ia melihat saat ini para pengiklan semakin inventif dan teknologi mereka semakin kuat. Maka publisher dan perusahaan adtech perlu tetap waspada dan membantu melindungi pelanggan dan pengguna.

Ia menyebut materi iklan yang berbahaya dan iklan yang menyesatkan jadi ancaman serius bagi industri iklan karena bisa dengan cepat mengikis keamanan merek. Setelah pengguna tertarik untuk mengklik iklan semacam itu, kredibilitas platform iklan akan terguncang.

Rifki menilai pesatnya pertumbuhan programmatic ads dan banyaknya permintaan dari pengiklan memperburuk tantangan di semua level. Banyaknya iklan yang membanjiri pasar membuat tugas pengendalian kualitas menjadi tugas yang menakutkan bagi setiap pemain di industri iklan.

“Singkatnya, semua orang rentan. Bagaimanapun, publisher dan pengiklan paling terpengaruh secara langsung. Mulai dari platform terkecil hingga terbesar, bahkan perusahaan-perusahaan seperti Google dan Facebook dapat menjadi mangsa malvertising,” katanya dalam keterangan, Rabu (2/2/2022).

Dalam memerangi permasalah itu, ia mengatakan perlu ada verifikasi iklan. Misalnya, hal ini yang juga telah dilakukan di MGID yang telah menerapkan sejumlah langkah untuk memastikan kualitas iklan.

“Kami telah bermitra dengan GeoEdge agar bisa tetap mengontrol tiap materi iklan di platform kami. Solusi perangkat lunak ini, dikombinasikan dengan pemeriksaan manual yang detail, mencegah iklan jahat dan palsu agar tidak pernah terlihat,” terang Rifki.

Kemudian, ia juga menyarankan perlu adanya standar tinggi bagi pengiklan. Artinya ada sejumlah aturan yang perlu diikuti agar orang yang melirik iklan itu tidak tertipu dengan iklan yang ditampilkan publisher.

Kemudian, perlu adanya informasi yang jelas. Di sisi ini, kata dia, iklan perlu menerangkan produk dan layanan yang dilarang untuk didistribusikan melalui jaringan konten native seperti MGID.

“Selain itu, dengan adanya buku panduan lokal, kami memastikan bahwa setiap pasar dilayani sesuai peraturan spesifik yang ada. Semua pedoman dan buku panduan diperbarui secara proaktif saat terjadi perubahan dalam undang-undang,” katanya.

“Tim moderasi kami tidak hanya memeriksa materi iklan dan tulisan, tetapi juga prelanders, landing page, dan semua hal lain yang akan dilihat dan berinteraksi dengan pengguna setelah mereka mengklik iklan,” imbuh Rifki.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Moderator

ilustrasi iklan (sumber: freepik)

Lebih lanjut Rifki juga menerapkan moderasi lokal yang dijalankan oleh manusia. Artinya langkah ini bisa mengetahui lebih jelas terkait konten yang dimuat oleh publisher. Moderator lokal ini pula yang mampu menelisik setiap kepentingan yang berkaitan dengan iklan.

“Untuk memberikan pengalaman positif bagi pengguna, MGID telah memperkenalkan kampanye peringkat keamanan untuk menunjukkan item dan kampanye mana yang dapat diterima di seluruh jaringan publisher. Jika kampanye dinilai baik, artinya konten itu aman untuk tayang dari sisi peraturan, teknis, dan konten. Semakin tinggi peringkat keamanan, semakin tinggi skalabilitas kampanye iklan di seluruh platform,” terangnya.

Ia menyebut publisher bisa menentukan sendiri ambang kualitas situs web mereka atau menambahkan filter keamanan merek khusus berdasarkan permintaan. Setelah persyaratan keamanan merek ditentukan, peringkat dan tag keamanan kami membantu menyaring kampanye berkualitas rendah.

“Petugas kepatuhan kami selalu memonitor peringatan kualitas iklan demi memastikan iklan yang melanggar peraturan dihapus dari platform kami,” tutupnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya