Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis perubahan komposisi saham dalam IDX High Dividend 20. Terdapat empat saham dikeluarkan dari perhitungan indeks tersebut.
Pada saat bersamaan ada empat saham yang tergabung dalam IDX High Dividend 20, salah satunya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam.
Advertisement
Bergabungnya Antam dalam indeks tersebut disebut menjadi sentimen positif bagi saham perseroan. Antam juga disebut memiliki prospek yang moncer ke depannya lantaran konsisten bagikan dividen.
"Prospeknya sangat baik mengingat ANTM rutin membagikan dividen meskipun dengan tingkat dividen yield yang tergolong rendah dibandingkan dengan emiten lain, yaitu sebesar 0,93 persen,” ujar Equity Research Analyst PT Kiwoom Sekuritas, Rizky Khaerunnisa kepada Liputan6.com, Rabu (2/2/2022).
Kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tumbuh positif sepanjang 2021. Salah satu segmen yang tumbuh adalah penjualan emas. Pada 2021, produksi emas ANTM secara unaudited mencapai 1,69 ton atau meningkat 1 persen dibanding capaian produksi emas sepanjang tahun 2020 yang tercatat 1,67 ton.
Selain itu, Rizky mencermati dari sisi permintaan nikel ANTM juga masih kuat, didorong oleh pertumbuhan yang solid dari permintaan domestik.
Meskipun gagal mengakuisisi Streetscooter, perusahaan otomotif milik grup DHL Jerman, oleh Indonesia Battery Corporation (IBC), tetapi Antam diketahui memegang 25 persen saham dari IBC.
“Kami percaya dampaknya terhadap ANTM tidak akan besar, karena perusahaan tetap diuntungkan dari fokusnya pada segmen hulu rantai pasokan nikel,” kata Rizky.
"ANTM akan terus menyediakan bahan baku yang dibutuhkan untuk pabrik peleburan di Indonesia. Di mana output tersebut kemudian disalurkan ke perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pemanfaatan nikel olahan (industri baja tahan karat atau EV),” ia menambahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sentimen Lainnya
Sementara itu, LG Chem dan Teknologi Amperex Kontemporer atau CATL telah mengkonfirmasi investasi rencana di Indonesia senilai USD 9,8 miliar dan USD 5,2 miliar.
Pemerintah sedang mengkaji pungutan pajak ekspor progresif untuk sejumlah produk nikel dengan kadar rendah, yakni nikel pig iron dan feronikel. Wacana tersebut digulirkan dalam rangka mengurangi ekspor nikel berkadar rendah dan mendorong industri hilirisasi nikel dalam negeri yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
"Kami melihat usulan itu wajar, mengingat Pemerintah bertujuan untuk melestarikan periode kehidupan pertambangan nikel negara dan potensi dikenakannya pungutan progresif terhadap nikel akan berdampak minim bagi emiten pelat merah tersebut,” ulasnya.
Untuk strategi perusahaannya, saat ini ANTM memiliki pabrik feronikel dengan kapasitas produksi sebesar 27.000 ton per tahun, dan satu smelter feronikel baru dengan kapasitas 13.500 ton per tahun yang diperkirakan dapat beroperasi pada paruh kedua 2022.
Strategi tersebut, kata Rizky, akan memberikan dukungan tambahan untuk pendapatan ANTM di masa depan.
"Untuk saat ini meskipun sentimennya positif, investor masih cenderung wait and see mengingat harga dalam tren turun dan saat ini masih konsolidasi,” ujar dia.
Advertisement