Ilmuwan Peringatkan Covid-19 Tidak Akan Pernah Menjadi Endemi

Ilmuwan katakan Covid-19 tidak akan pernah menjadi penyakit endemik dan akan selalu seperti virus epidemi.

oleh Camelia diperbarui 23 Feb 2022, 18:01 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19 Fernando Zhiminaicela via Pixabay (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Covid-19 tidak akan pernah menjadi penyakit endemik dan akan selalu seperti virus epidemi, kata seorang pakar biosekuriti memperingatkan. Raina MacIntyre, seorang profesor biosekuriti global di University of New South Wales di Sydney, mengatakan kepada CNBC bahwa meskipun penyakit endemik dapat terjadi dalam jumlah yang sangat besar, jumlah kasus tidak berubah dengan cepat seperti yang terlihat pada virus corona.

Jika jumlah kasus berubah [dengan penyakit endemik], itu perlahan, biasanya selama bertahun-tahun,” katanya melalui email. “Penyakit epidemi, di sisi lain, meningkat pesat selama beberapa hari hingga minggu.

Para ilmuwan menggunakan persamaan matematis, yang disebut R sia-sia (atau R0), untuk menilai seberapa cepat suatu penyakit menyebar. R0 menunjukkan berapa banyak orang yang akan tertular penyakit dari orang yang terinfeksi, dengan para ahli di Imperial College London memperkirakan omicron bisa lebih tinggi dari 3.

Jika R0 penyakit lebih besar dari 1, pertumbuhannya eksponensial, artinya virus menjadi lebih umum dan kondisi untuk epidemi hadir, kata MacIntyre.

Tujuan kesehatan masyarakat adalah untuk menjaga R efektif – yaitu R0 yang dimodifikasi oleh intervensi seperti vaksin, masker atau mitigasi lainnya – di bawah 1,” katanya kepada CNBC. “Tetapi jika R0 lebih tinggi dari 1, kami biasanya melihat gelombang epidemi berulang untuk infeksi epidemi yang ditularkan melalui pernapasan.”

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Covid tidak akan berubah menjadi endemik seperti malaria

Ilustrasi virus corona COVID-19, omicron. (Photo by starline on Freepik)

MacIntyre mencatat bahwa ini adalah pola yang terlihat pada cacar selama berabad-abad dan masih terlihat pada campak dan influenza. Itu juga pola yang terungkap dengan Covid, tambahnya, di mana kita telah melihat empat gelombang besar dalam dua tahun terakhir.

Covid tidak akan secara ajaib berubah menjadi infeksi endemik seperti malaria di mana tingkatnya tetap konstan untuk waktu yang lama,” tegasnya. “Itu akan terus menyebabkan gelombang epidemi, didorong oleh berkurangnya kekebalan vaksin, varian baru yang lolos dari perlindungan vaksin, kantong yang tidak divaksinasi, kelahiran dan migrasi.”

Inilah mengapa kami membutuhkan 'vaksin-plus' dan strategi ventilasi yang berkelanjutan, untuk menjaga R di bawah 1 sehingga kami dapat hidup dengan virus tanpa gangguan besar pada masyarakat,” kata MacIntyre, menambahkan peringatan bahwa akan ada lebih banyak varian yang akan datang.


Varian Covid berikutnya akan lebih menular

Para pekerja yang mengenakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (2/2/2022). Satgas Penanganan COVID-19 turut mencatat sebanyak 25 orang meninggal dunia, membuat total angka kematian mencapai 144.373 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa varian Covid berikutnya akan lebih menular daripada omicron. Global Biosecurity, akun Twitter yang mewakili kolektif departemen penelitian UNSW yang mencakup epidemi, pandemi, dan epidemiologi, berpendapat tahun lalu bahwa Covid akan terus menampilkan pola penyakit epidemi yang bertambah dan berkurang.

[Covid] tidak akan pernah menjadi endemik,” kata organisasi itu. “Ini adalah penyakit epidemi dan akan selalu begitu. Ini berarti ia akan menemukan orang yang tidak divaksinasi atau kurang divaksinasi dan menyebar dengan cepat dalam kelompok tersebut.”


Infografis 4 Indikator Cegah Penularan Covid-19

Infografis 4 Indikator Cegah Penularan Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya