PERKI: Gagal Jantung Bisa Sebabkan Disabilitas

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Siti Elkana Nauli mengatakan bahwa gagal jantung dapat menyebabkan disabilitas.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 03 Feb 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi gagal jantung sebabkan disabilitas Credit: pexels.com/Rodnae

Liputan6.com, Jakarta Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Siti Elkana Nauli mengatakan bahwa gagal jantung dapat menyebabkan disabilitas.

Menurutnya, gagal jantung sendiri adalah penyakit yang mengancam jiwa di mana otot jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan darah dan oksigen pada tubuh.

“Itu pasti (menyebabkan disabilitas), dengan segala keluhan pasien itu menyebabkan dia tidak bisa menjalankan aktivitasnya,” kata Nauli dalam seminar daring PERKI, Sabtu (29/1/2022).

Gagal jantung yang menurunkan produktivitas dan kualitas hidup pun mengalami pergeseran pada masyarakat usia di bawah 50 tahun dalam 5 tahun terakhir.

“Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ada satu fenomena yang ditemukan di Indonesia. Di rumah sakit rujukan nasional mulai bergeser kecenderungan penderita gagal jantung dengan usia di bawah 50 tahun.”

“Ini merupakan realitas bahwa mereka disabilitasnya sifatnya lama, inilah yang menyebabkan kualitas hidup dan produktivitas mereka jadi jelek sekali padahal masih di usia produktif.”

Simak Video Berikut Ini


Kasus Usia Muda

Tak hanya di rumah sakit rujukan nasional, kasus usia muda juga banyak ditemukan di rumah sakit umum daerah.

“Di rumah sakit umum daerah juga sekarang banyak ditemukan kasus-kasus usia muda dengan gagal jantung, tapi kita harus teliti lagi lebih jauh ini kira-kira apa penyebabnya.”

Namun, salah satu faktor risiko gagal jantung adalah penyakit hipertensi atau darah tinggi. Berdasarkan data registrasi gagal jantung Pokja, kontribusi terbanyak sebagai penyebab gagal jantung di Indonesia adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, dan diabetes.

“Di beberapa daerah terdapat kecenderungan prevalensi hipertensi yang cukup tinggi. Rata-rata usia muda itu tidak mau menjalani pengobatan yang sifatnya lama. Inilah kemudian yang menyebabkan mereka jatuh ke dalam kondisi gagal jantung di usia yang lebih dini.”


Risiko Lainnya

Selain hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes faktor risiko gagal jantung lainnya menurut Nauli yakni:

-Riwayat keluarga dengan kardiomiopati

-Paparan toksin

-Penyakit jantung katup

-Gangguan fungsi tiroid

-Rokok

-Sindrom metabolik

-Obesitas (kelebihan berat badan)

-Dislipidemia (lemak darah terlalu tinggi)

-Gangguan fungsi ginjal

-Gaya hidup santai (kurang gerak)

-Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur.

 


Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya