Liputan6.com, Jakarta - Gejala Omicron memiliki kemiripan dengan gejala flu. Meski begitu tetap ada gejala yang 'khas' dari varian COVID-19 satu ini.
Dijelaskan Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Persahabatan, dr Erlina Burhan SpP, gejala Omicron biasanya lebih lengkap. Tidak sekadar pilek, hidung tersumbat, dan bersin-bersin saja.
Advertisement
"COVID-19 Varian Omicron ini juga disertai dengan nyeri tenggorok, batuk, sakit kepala, lesu, letih, tidak nyaman, nyeri-nyeri otot," kata Erlina dalam webinar Jangan Lengah, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh untuk Mencegah Penularan COVID-19 pada Kamis, 3 Februari 2022.
"Batuknya itu biasanya batuk kering. Jarang sekali batuk berdahak," dia melanjutkan.
Terkadang juga, kata Erlina, gejala Omicron disertai demam dan sakit kepala,"Lebih lengkap Omicron ini.".
Menurut Erlina, gejala yang menunjukkan seseorang terinfeksi Varian Omicron akan terasa sangat mengganggu. Dalam proses pemulihannya tidak cukup hanya dengan istirahat.
"Kalau Omicron dengan gejala, tidak cukup dengan istirahat saja, tapi juga akan diberikan vitamin. Dan, bila agak-agak berat gejalanya, akan diberikan antivirus," ujar Erlina.
Oleh sebab itu, Erlina mengimbau agar segera melakukan pemeriksaan semisal muncul gejala-gejala serupa. Pemeriksaan yang dilakukan guna mengidentifikasi apakah COVID-19 atau bukan.
"Untuk supaya tahu ini Omicron agak lama, ya, tetapi untuk COVID-19 atau bukan saja," katanya.
Alasan langkah ini menjadi penting, karena orang cenderung abai dengan protokol kesehatan bila menganggapnya sebagai flu biasa.
Dengan melakukan pemeriksaan --- baik antigen maupun swab test PCR --- pasien akan lebih berjaga-jaga dan langsung melakukan isolasi mandiri.
Merasa tak punya cukup uang, Erlina menyarankan melakukan swab test PCR di puskesmas.
"Segeralah ke puskesmas. Itu kan gratis. Jangan beralasan enggak punya yang. Kalau laboratorium swasta, memang kita harus bayar, kalau puskemas ditanggung pemeritah," katanya.
"Jadi, sebaiknya kita mengetahui status kita apakah COVID-19 atau bukan bila mana ada keluhan. Bahkan, bila hanya keluhan serupa flu," pungkas Erlina.
Gejala Omicron yang Paling Banyak Dialami Pasien di RSUP Persahabatan
Lebih lanjut Erlina mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan Indonesia sudah masuk gelombang ke-3 COVID-19.
"Karena lonjakan kasus Omicron yang terus naik dan pasien rawat inap di rumah sakit juga meningkat. Ini juga terjadi di rumah sakit saya," kata Erlina.
Erlina tidak memungkiri bahwa peningkatkan kasus COVID-19 Varian Omicron RI meningkat drastis. Di awal kemunculan pada Desember 2019 hanya satu sampai tiga kasus, sekarang jumlahnya sudah ribuan.
"Karakternya yang mudah menular meski gejalanya ringan," kata Erlina.
Erlina pun memaparkan apa saja gejala Omicron yang paling banyak dialami pasien, termasuk kasus COVID-19 yang menjalani perawatan di RSUP Persahabatan.
Menurut Erlina, berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), gejala Omicron terbanyak adalah batuk yang hampir 90 persen, sementara yang sesak napas hanya 16 persen.
"Demam juga tidak sampai separuh pasien," ujarnya.
Gejala berikutnya yang banyak paling banyak dirasakan pasien COVID-19 adalah kelelahan atau badan pegal-pegal dan nyeri sebesar 65 persen. Diikuti dengan hidung tersumbat, pilek, hidung berair yang sampai 60 persen.
"Kalau kita lihat laporan dari berbagai kasus terbanyak memang hidung tersumbat atau hidung berair, ada nyeri tenggorok. Yang sangat khas terutama tenggorokan gatal, mudah lelah, sakit kepala, nyeri otot, dan batuk," katanya.
Sedangkan gejala Omicron yang paling banyak terjadi di RSUP Persahabatan didominasi batuk kering yang jumlahnya mencapai 63 persen.
Berikut gejala Omicron di RSUP Persahabatan seperti disampaikan Erlina Burhan:
- Batuk kering (63 persen)
- Nyeri tenggorok (54 persen)
- Mudah lelah atau letih (54 persen)
- Pilek atau hidung tersumbat (27 persen)
- Sakit kepala (36 persen)
- Nyeri perut (lima persen)
- Demam (18 persen)
Advertisement