Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru tidak akan sepenuhnya membuka kembali perbatasannya sampai Oktober 2022.
Hal ini dikarenakan mereka berhati-hati dalam penanganan COVID-19. Selandia Baru dianggap sebagai negara yang menjaga perbatasan paling ketat di dunia.
Baca Juga
Advertisement
PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengumumkan rencana lima langkah untuk menghubungkan kembali Selandia Baru ke seluruh dunia.
Dimulai dengan persyaratan karantina hotel bagi warga asing yang masuk ke negara tersebut.
Dia mengatakan, warga Selandia Baru di Australia dapat kembali ke rumah dan melakukan isolasi mandiri daripada pergi ke lokasi karantina.
Dengan cara ini, karantina kemudian akan semakin dilonggarkan untuk mengizinkan kelompok lain seperti migran terampil, pelajar internasional, warga Australia, dan kemudian semua warga negara asing yang divaksinasi.
"Sudah waktunya untuk bergerak lagi," kata Ardern hampir dua tahun setelah menutup Selandia Baru.
"Keluarga dan teman perlu bersatu kembali, bisnis kami membutuhkan keterampilan untuk tumbuh."
Di bawah sistem baru, kedatangan internasional harus melakukan prosedur isolasi selama 10 hari.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Omicorn
Hanya 800 kamar per bulan yang tersedia di bawah sistem karantina milik pemerintah saat ini.
Banyak warga Selandia Baru mengkritik hal ini karena terlalu keras terhadap kedatangan internasional yang datang ke negara itu, padahal mereka divaksinasi penuh.
PM Ardern mengatakan, sistem karantina -- yang dikenal secara lokal sebagai MIQ -- telah menjadi bagian penting dari keberhasilan Selandia Baru mengatasi pandemi, dengan hanya 53 kematian yang tercatat dalam populasi lima juta.
Selandia Baru awalnya berencana untuk mulai melonggarkan kontrol perbatasan bulan lalu dan dibuka kembali sepenuhnya pada April 2022.
Tetapi mereka menunda langkah itu karena varian Omicron muncul.
Advertisement