Miliarder Australia Melaporkan Facebook dengan Tudingan Penipuan Iklan

Miliarder ini mengaku telah menulis surat terbuka kepada bos Facebook, Mark Zuckerberg pada November 2019 dan mendesaknya untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 03 Feb 2022, 21:00 WIB
John Andrew Henry Forrest (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Andrew Forrest, miliarder asal Australia melaporkan Facebook dengan tuduhan terkait penipuan dalam iklan di platform mereka.

Forrest, yang merupakan founder Fortescue Metals, menuduh Facebook dengan lalai tidak melakukan banyak tindakan untuk menghentikan penipuan dalam iklan yang pertama kali muncul pada awal 2019 itu.

Ia menganggap platform media sosial tersebut melanggar undang-undang anti-pencucian uang di Australia atas penyebaran kontra cryptocurrency.

Disebutkannya juga bahwa ini adalah pertama kalinya Facebook menghadapi laporan kasus kriminal secara global.

"Saya prihatin dengan orang Australia yang tidak bersalah dan ditipu melalui iklan clickbait di media sosial," kata Forrest dalam pernyataannya, dikutip dari BBC, Kamis (3/2/2022).

"Saya bertindak di sini untuk masyarakat Australia, tetapi ini juga terjadi di seluruh dunia," ujarnya.

Forrest juga mengaku telah menulis surat terbuka kepada bos Facebook, Mark Zuckerberg pada November 2019 dan mendesaknya untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

Sementara itu, perusahaan yang menaungi Facebook, yaitu Meta, belum mengomentari laporan yang dibuat Forrest tetapi menyampaikan komitmennya untuk menjauhkan penipu dari platform mereka.


Sidang akan Digelar pada Bulan Maret Mendatang

Ilustrasi. Palu sidang (Pixabay)

Menurut Forrest, penipuan dalam iklan Facebook menampilkan foto dirinya dan figur ternama lainnya - dalam mempromosikan investasi palsu yang menjanjikan kekayaan.

Meskipun Facebook telah melarang iklan seperti itu, masih banyak iklan serupa yang bermuncul di platform tersebut.

Kasus ini akan disidangkan di Pengadilan Magistrates di Australia Barat pada 28 Maret mendatang.

Jika laporan Forrest terbukti benar, Facebook bisa menghadapi denda atau didesak untuk mengubah cara mereka mendistribusikan iklan. 

Tak hanya di Australia, sang miliarder juga mengajukan gugatan perdata di negara bagian California, Amerika Serikat, yang merupakan lokasi kantor pusat Facebook.

Dalam gugatan itu, dia menuduh Facebook "dengan sadar mengambil untung dari siklus iklan ilegal ", demikian dalam laporan surat kabar The Australian.

Menurut pengakuan seorang korban di Australia, ia telah kehilangan uang sebesar USD 670.000 karena iklan palsu yang menampilkan Forrest.

Dalam sebuah pernyataan kepada media, Facebook mengatakan bahwa penipuan iklan melanggar kebijakannya.

"Kami mengambil pendekatan multifaset untuk menghentikan iklan ini, kami bekerja tidak hanya untuk mendeteksi dan menolak iklan itu sendiri tetapi juga memblokir pengiklan dari layanan kami dan, dalam beberapa kasus, mengambil tindakan pengadilan untuk menegakkan kebijakan kami," kata perwakilan Meta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya